ANALISIS KANDUNGAN PEWARNA SINTETIS NON PANGAN PADA JAJANAN DI LINGKUNGAN SMPN KOTA MALANG SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI

Semakin meningkatnya perkembangan teknologi berdampak pada permintaan konsumen akan kebutuhan pokok yang semakin besar. Oleh karena itu industri makanan dan minuman saling bersaing untuk menarik perhatian konsumen dengan cara menambahkan zat tambahan pangan atau food additive dalam produknya. Sebagai aset bangsa Indonesia, siswa sekolah haruslah mendapat perhatian dari segi gizi terutama asupan makanannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis pewarna sintetis non pangan Rhodamin B dan Methanil yellow dalam makanan jajanan serta hasil penelitian akan dikembangkan menjadi sumber belajar leaflet pada mata pelajaran IPA (Biologi) kelas VIII semester II dengan pokok bahasan yaitu Bahan Kimia dalam Kehidupan. Penelitian yang dilakukan terdiri dari 2 tahapan, yaitu Tahap I jenis penelitian deskriptif dan penelitian Tahap II studi pengembangan menggunakan model Learning Cycle 3E. Pengambilan sampel dilakukan di 3 SMPN kota Malang, yaitu SMPN 4, SMPN 8, dan SMPN 21. Populasi dalam penelitian adalah seluruh makanan jajanan berpewarna yang diperdagangkan di lingkungan sekolah SMPN. Teknik sampling yang digunakan yaitu Cluster Random Sampling. Sampel dipilih dengan menggunakan Teknik Cluster Random Sampling. Variabel pada penelitian ini adalah Kandungan Rhodamin B dan Methanil Yellow. Sampel diuji menggunakan metode reaksi warna dan uji pemisahan komponen menggunakan plat KLT dengan lapisan bahan absorben. Berdasarkan hasil penelitian jenis pewarna yang teridentifikasi dalam makanan jajanan di SMPN kota Malang yaitu Rhodamin B dan Methanil yellow. Hasil persentase pewarna Rhodamin B yang diperoleh SMPN 4 sebesar 20% sampel negatif dan 15% sampel positif., kemudian untuk SMPN 8 sebesar 15% sampel negatif dan 15% sampel positif. Hasil persentase SMPN 21 sebesar 25% sampel negatif dan 10% sampel positif. Persentase pewarna Methanil Yellow yang diperoleh SMPN 4 sebesar 32,5% sampel negatif dan 2,5% sampel positif. Kemudian untuk SMPN 8 sebesar 15% sampel negatif dan 15% sampel positif. Hasil persentase SMPN 21 sebesar 27,5% sampel negatif dan 7,5% sampel positif