TINJAUAN YURIDIS KRIMINOLOGIS TERHADAP POLA PEREDARAN NARKOTIKA DAN SEBAB-SEBABYA REMAJA MENGGUNAKAN NARKOTIKA DI KABUPATEN SUMBAWA

Sebagai salah satu sumber daya manusia yang mempunyai potensi dan memiliki peranan yang strategis dan kedudukannya sebagai generasi penerus cita-cita bangsa keberadaannya ditengah kehidupan masyarakat, pada prinsipnya remaja merupakan pilar terpenting yang akan menentukan nasib peradaban masyarakat dimasa yang akan datang dan juga remaja mempunyai ciri dan sifat khusus yang memerlukan pembinaan dalam rangka menjamin pertumbuhan fisik dan mentalnya secara utuh, selaras dan seimbang. Perkembangan penyalahgunaan narkotika dari waktu-kewaktu menunjukan kecenderungan yang semakin meningkat dan akan berakibat sangat merugikan bagi individu maupun masyarakat luas dan terhadap remaja. Penelitian ini mengambil rumusan masalah Bagaimana pola peredaran yang menyebabkan terjadinya tindak pidana penyalahgunaan narkotika oleh remaja dikabupaten Sumbawa. Bagaimana pola penanggulangi yang dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional Kabupaten Sumbawa untuk mencegah remaja terhadap penyalahgunaan narkotika dikabupaten Sumbawa, dan Bagaimana pola penegakan hukum yang dilakukan oleh pihak kepolisian Resor Sumbawa. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis krimonologi sumber data primer diperoleh dari lapangan dan data sumber sekunder dari peraturan perundang-undangan dan teknik pengumpulan datanya berupa wawancara dengan Responden/sampel yang berasal dari kepala badan narkotika nasional kabupaten sumbawa dan kepala satuan res narkoba kabupaten sumbawa sebagai narasumber diwilayah hukum kabupaten sumbawa tempat pengambilan data primer. Kemudian data hasil penelitian tesebut dianalisis secara deskriftif kualitatif. Berdasarkan dari penelitian dari 2 orang narasumber yang melakukan sebagai petugas penegekan hukum terhadap korban tindak penyalahgunaan narkotika oleh remaja, diperoleh data-data faktor penyabab dari segi : (a).Usia pelaku (b).Tingkat pendidikan (c).Minim pengawasan dari orang tua(d).Lingkungan bermain (d).Kurangnya pemahaman ilmu agama. Kesimpulannya, pelaku kebanyakan berasal dari keluarga mampu secara meteri dan kurangnya pengawasan dari keluarga penyebab khususnya : rasa keinginan tahuan sangat tinggi, ikuti gaya (ngetren) dan depresi. Saran, perlunya pembinaan keagamaan keluarga dan lingkungan masyarakat