PENGARUH PEMBERIAN PAKAN PROTEIN MIKROPARTIKEL DAN PROBIOTIK TERHADAP KECERNAAN LEMAK DAN PERLEMAKAN DAGING PADA AYAM BROILER

EBA HARUMDEWI. 23010113140260. 2018. Pengaruh Pemberian Pakan Protein Mikropartikel dan Probiotik terhadap Kecernaan Lemak dan Perlemakan Daging pada Ayam Broiler. (Pembimbing : NYOMAN SUTHAMA dan ISTNA MANGISAH). Penelitian bertujuan untuk mengkaji tentang pemberian pakan protein mikropartikel dan probiotik Lactobacillus sp. terhadap perlemakan daging pada ayam broiler ditinjau dari kecernaan lemak, massa lemak daging dan lemak abdominal serta pertambahan bobot badan harian. Penelitian dilaksanakan di kandang unggas Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang, dari bulan April sampai Juni 2017. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan, masing-masing ulangan dengan 6 ekor ayam. Ternak yang digunakan pada penelitian ini adalah day old chick (DOC) broiler sebanyak 120 ekor dengan bobot badan rata – rata 46 ± 2,77 g, dengan perbandingan jantan dan betina 1:1. Perlakuan yang diberikan yaitu T = pakan protein standar (21%), T 1 = pakan protein non mikropartikel (18%), T 0 = pakan protein mikropartikel (18%), T 3 = pakan T 1 + Lactobacillus sp. 1,2 ml (10 2 8 cfu/ml) dan T + Lactobacillus sp. 1,2 ml (10 8 cfu/ml). Parameter yang diamati meliputi kecernaan lemak, massa lemak daging dan lemak abdominal serta pertambahan bobot badan harian (PBBH). Data dianalisis dengan sidik ragam dan apabila terdapat pengaruh nyata dari perlakuan, dilanjutkan dengan uji wilayah ganda (Duncan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pakan protein mikropartikel dan Lactobacillus sp. berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kecernaan lemak, massa lemak daging, lemak abdominal dan PBBH. Kecernaan lemak tertinggi dicapai dengan pemberian pakan mikropartikel dan penambahan Lactobacillus sp. (T ) dan berbeda nyata (P<0,05) dengan T0, T1 dan T2, tetapi sama dengan T3. Massa lemak daging pada T4 nyata (P<0,05) paling rendah, diikuti oleh perlakuan T3 yang nyata (P<0,05) lebih rendah dibandingkan T0, namun antar T0, T1 dan T2 sama. Lemak abdominal terendah dan PBBH tertinggi pada perlakuan T4 dan berbeda nyata (P