PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH CAIR PEMINDANGAN IKAN DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN PROTEIN, LEMAK DAN ENERGI METABOLIS PADA ITIK PERSILANGAN MOJOSARI PEKING

Tujuan dari penelitian adalah untuk mengkaji pengaruh penggunaan limbah cair pemindangan ikan dalam ransum terhadap kecernaan protein, lemak dan energi metabolis pada itik persilangan Mojosari Peking. Penelitian dilaksanakan di kandang Unggas Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang pada tanggal 16 Maret – 8 Mei 2017. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah 120 ekor itik Persilangan Mojosari Peking jantan berumur 3 minggu yang dipilih dengan bobot badan ratarata 520,30 ± 47,82 g (CV= 9,19%). Bahan pakan penyusun ransum yang digunakan selama penelitian adalah konsentrat CP 144, jagung, bekatul dan limbah cair pemindangan ikan. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan sehingga terdapat 20 unit percobaan, dimana setiap unit terdapat 6 ekor itik. Perlakuan yang diterapkan adalah penggunaan limbah cair pemindangan ikan dalam ransum dengan level T0 : 0%, T1 : 2,5%. T2 : 5% dan T3 : 7,5%. Parameter yang diamati adalah konsumsi ransum, kecernaan protein, kecernaan lemak dan energi metabolis ransum. Data dianalisis menggunakan analisis ragam (Analysis of Variance/ANOVA) dengan uji F pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan limbah cair pemindangan ikan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap konsumsi ransum, kecernaan protein, kecernaan lemak dan energi metabolis ransum. Rata-rata hasil konsumsi ransum, kecernaan protein, kecernaan lemak dan energi metabolis pada itik persilangan Mojosari Peking adalah 4.653,90 – 4.735,30 g/ekor, 73,26 – 78,39%, 76,22 – 83,45% dan 2.934,16 – 3.153,05 kkal/kg. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan limbah cair pemindangan ikan dalam ransum hingga taraf 7,5% belum mampu meningkatkan konsumsi ransum, kecernaan protein, kecernaan lemak dan energi metabolis ransum itik persilangan Mojosari Peking. Penggunaan limbah cair pemindangan ikan menghasilkan produksi terbaik dan nilai Income Over Feed Cost (IOFC) tertinggi pada perlakuan T1 (2,5%)