PERANAN INTERNATIONAL MARITIME ORGANIZATION (IMO) TERHADAP PEMBANGUNAN POROS MARITIM DI INDONESIA

Bersamaan dengan keanggotaanya di International Maritime Organization (IMO) dan misi Poros Maritim Dunia, Indonesia memiliki kesempatan untuk memaksimalkan potensi-potensi yang dimiliki pada sektor maritim, namun selain adanya potensi dan peluang, tantangan yang akan dihadapi adalah kenyataan bahwa adanya “no enforcement or ‘policing’ mandate” dalam koridor IMO atau tidak adanya paksaan dalam implementasi peraturan sehingga dalam penerapannya hal tersebut diserahkan kepada negara anggota masing-masing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan IMO dalam proses pembangunan poros maritim yang cakupannya cukup luas, tidak hanya dalam sektor keamanan melainkan juga pada sektor ekonomi. Tujuan lainnya adalah untuk menjelaskan mengenai konsep poros maritim Indonesia yang dibangun oleh pemerintah Republik Indonesia dan juga untuk mengetahui perkembangan serta tantangan yang dihadapinya. Dengan mengumpulkan sumber-sumber yang berasal dari buku, jurnal dan sumber kepustakaan lainnya penulis menganalisis permasalahan dalam proses pembangunan poros maritim di Indonesia yang kemudian disajikan dalam kerangka analisis kualitatif; yaitu bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, menyimpulkannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dapat dideskripsikan ulang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagai organisasi, IMO telah menjadi arena berkumpulnya aktor-aktor hubungan internasional yang memiliki kepentingan bersama dalam sektor maritim yang kemudian menjadi acuan bagi negara-negara di dunia untuk mewujudkan standar pelayaran yang efisien dan aman. Peran pemerintah lebih dominan saat menjalankan implementasi IMO sehingga perlu adanya sinergitas, pembangunan infrastruktur, aksesibilitas dan konektivitas dan juga pemberdayaan ekonomi masyarakat. Kata kunci: IMO, Poros Maritim Dunia, Pembangunan, Sinergitas, Infrastruktur, Aksesibilitas, Konektivitas, Pemberdayaan Ekonomi