POLA KOMUNIKASI ANTARA IBU DAN ANAK DALAM MEMBENTUK KARAKTER BERIBADAH ANAK

Penelitian ini berjudul “Pola Komunikasi antara Ibu dan Anak di Perumahan Pesona Lembah Cidahu” Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pola komunikasi diantara ibu dan anak yang berada di sekitaran Perumahan Pesona Lembah Cidahu, interpretasi anak terhadap komunikasi interpersonal didalam keluarga, konsep diri anak remaja di Pesona Lembah Cidahu dan pemaknaan anak terhadap lingkungan sekolah dan masyarakat dalam pembentukan karakter ibadah. Penelitian ini berdasarkan kepada Teori Interaksi Simbolik George Herbert Mead, metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan menggunakan pendakatan kualitatif, dimana metode ini merupakan suatu penelitian untuk mendeskripsikan dan menginterpretasikan hubungan yang ada, proses yang sedang berlangsung dan yang sedang terjadi atau situasi pada kelompok tertentu dan merupakan suatu bentuk studi pendekatan. Teknik pengumpulan data melalui studi kepusakaan dan mempelajari buku-buku referensi, observasi langsung ke lapangan, wawancara mendalam. Informan dari penelitian ini adalah ibu dan anak prasekolah yang ada di Perumahan Pesona Lembah Cidahu. Adapun informan ahli adalah salah satu Kiai di Pesona Lembah Cidahu. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pola komunikasi yang terjadi antara ibu dan anak di Pesona Lembah Cidahu adalah komunikasi dua arah dimana terjadi proses komunikasi interpersonal antara Ibu dan anak dan dalam tahap komunikasi ini beberapa anak terbuka terhadap orangtua terlebih ibu dan mau menceritakan permasalahan yang terjadi didalam dirinya, dan beberapa anak lainnya tertutup terhadap keluarganya. Hal tersebut dikarenakan pola komunikasi yang dilakukan setiap orangtua berbeda disetiap keluarganya. Beberapa ibu ada yang melakukan pendekatan dan memberi motivasi dan saran sehingga terbentuklah konsep diri anak yang positif sehingga mereka dapat terbuka. Karena keterbukaan anak dan kedekatan yang baik antara orangtuanya terlebih ibunya, menimbulkan interpretasi yang baik antara keduanya. Peneliti menyarankan sebagai bahan masukan untuk memperoleh hasil yang diinginkan, sebaiknya ibu lebih banyak meluangkan waktu kepada anak seperti berkomunikasi disetiap harinya, mendengarkan cerita dan keluh kesah anak, lebih memperhatikan bahasa verbal dan non-verbal anak agar mudah memahami apa yang sedang dirasakan anak remaja agar anak terbentuk menjadi anak remaja yang positif dan dapat diharapkan sesuai keinginan orangtuanya terlebih ibunya, karena sikap dan sifat ana