PENGALIHAN HAK MENUNTUT PT.ASURANSI AXA INDONESIA TERHADAP PT.PELAYARAN SURYA BINTANG TIMUR ATAS KERUGIAN PENGANGKUTAN BARANG BERUPA SEMEN MILIK CV.GRACIA DIHUBUNGKAN DENGAN PRINSIP SUBROGASI

Indonesia merupakan negara kepulauan sehingga kegiatan pelayaran sangatlah penting dalam menunjang kehidupan masyarakat Indonesia salah satunya untuk mengangkut barang dari satu pulau ke pulau lain. Banyaknya risiko dalam kegiatan pelayaran membuat para pelaku usaha mengelolanya dengan penutupan asuransi pengangkutan laut. Dalam asuransi pengangkutan laut, kerugian tidak hanya ditimbulkan dari pihak tertanggung saja tetapi juga dapat ditimbulkan oleh pihak ketiga. Dalam hal kerugian ditimbulkan oleh pihak ketiga, penanggung dapat menuntut pihak ketiga tersebut atas dasar hak subrogasi yang di terimanya dari tertanggung. Hal ini pula yang dilakukan oleh PT.Asuransi Axa Indonesia yang menuntut PT.Pelayaran Surya Bintang Timur atas kecelakaan pengangkutan laut yang menyebabkan barang berupa semen milik CV.Gracia rusak total. Terjadi perdebatan dan pengelakkan tanggung jawab dari para pihak. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu mengetahui bagaimana kedudukan hukum para pihak, juga perlu di kaji bagaimana tanggung jawab para pihak, serta apakah hak subrogasi dapat diterapkan dalam kasus ini. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif analitis dengan pendekatan yuridis normatif. Tahap penelitian meliputi penelitian kepustakaan dan lapangan. Data yang diperoleh kemudian di analisis dengan menggunakan metode yuridis-kualitatif, hasil akhirnya berupa kesimpulan yang dituangkan dalam bentuk uraian tanpa menggunakan rumus statistik. Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan menunjukan bahwa: (1) Kedudukan hukum para pihak terlebih dahulu dapat dilihat dari beberapa aspek hukum yang timbul yaitu, aspek hukum perjanjian jual beli, perjanjian pengangkutan, perjanjian asuransi dan perjanjian keagenan. Dari aspek hukum perjanjian jual beli, CV.Gracia sebagai penjual dan Bapak Gasim sebagai pembeli berlaku ketentuan Pasal 1457 sampai 1640 KUHPerdata. Dari aspek hukum pengangkutan, CV.Gracia sebagai pengirim dan PT.Pelayaran Surya Bintang Timur sebagai pengangkut berlaku ketentuan Pasal 309 sampai 754 KUHD dan UU No.17 Tahun 2008 tentang Pelayaran. Dari aspek hukum perjanjian asuransi, CV.Gracia berkedudukan sebagai tertanggung dan PT.Asuransi Axa Indonesia sebagai penanggung berlaku ketentuan Pasal 246 sampai 286 KUHD dan UU No.40 Tahun 2014 tentang Perasuransian. Dari aspek hukum keagenan, berlaku ketentuan umum pemberian kuasa Pasal 1792 sampai 1819 KUHPerdata. (2) Tanggungjawab para pihak dapat dilihat dari kesalahan dan penyebab yang paling menentukan (causa proxima), faktor kelalaian merupakan faktor utama terjadinya kecelakaan sedangkan faktor alam berupa angin kencang hanya sebagai faktor pendukung saja sehingga PT.Pelayaran Surya Bintang Timur bertanggung jawab untuk memberikan ganti rugi sebagaimana Pasal 40 Ayat (1) Undang-Undang No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran. (3) Prinsip subrogasi dapat diterapkan dalam kasus ini karena terpenuhinya unsur-unsur dalam Pasal 284 KUHD. Namun, secara eksternal PT.Pelayaran Surya Bintang Timur dapat meminta pertanggungjawaban dari agen kapal dan Syahbandar karena terdapat kontribusi dari mereka sehingga kecelakaan terjadi. Kata Kunci : Subrogasi, Perjanjian Asuransi Pengangkutan Laut, Perjanjian Pengangkutan Laut