PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) SEBAGAI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN STRATEGI PENINGKATAN KEPUASAN KERJA

Turnover karyawan banyak berkaitan dengan ketidakpuasan karyawan terhadap pekerjaannya dalam suatu perusahaan. Dengan tingkat turnover yang tinggi akan menimbulkan dampak negatif bagi perusahaan. Oleh karena itu, sangat penting bagi manajemen untuk memastikan kepuasan kerja karyawan dapat terpenuhi dengan baik sehingga dapat memberikan manfaat bagi individu dan perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor pembentuk kepuasan kerja karyawan di Rumah Makan “X”. Metode analisis faktor dengan menggunakan faktor utama atau principal componet analysis dengan rotasi faktor yang digunakan adalah varimax rotation dan hasilnya dapat mengidentifikasi empat faktor pembentuk kepuasan kerja karyawan yaitu: 1) Lingkungan dan Beban Kerja; 2) Gaji dan Keuntungan; 3) Dukungan Manajemen dan Rekan Kerja; 4) Karir. Kuesioner penelitian dibagikan kepada 58 karyawan Rumah Makan “X” di Yogyakarta. Selain itu penelitian ini juga menggunakan metode AHP sebagai sistem pendukung keputusan dalam upaya peningkatan kepuasan kerja karyawan di Rumah Makan “X” dengan menentukan beberapa faktor, sub-faktor, dan strategi. Setelah itu dilakukan penilaian pembobotan menggunakan pairwise comparions matrix terhadap masing-masing elemen sehingga diperoleh bobot prioritasnya. Dari hasil penerapan metode AHP diperoleh hasil bahwa faktor yang paling berpengaruh dalam peningkatan kepuasan kerja karyawan Rumah Makan “X” adalah gaji dan keuntungan dengan bobot 0,443, prioritas kedua yang berpengaruh adalah faktor lingkungan dan beban pekerjaan dengan bobot 0,218, prioritas ketiga yaitu faktor dukungan manajemen dan rekan kerja dengan bobot 0,180 dan prioritas keempat yaitu faktor karir dengan bobot 0,158 Selanjutnya hasil pengolahan AHP juga diperoleh prioritas yang dapat diterapkan sebagai upaya peningkatan kepuasan kerja secara berurutan yaitu strategi kesejahteraan karyawan sebagai prioritas utama dengan nilai bobot 0,447. Prioritas kedua strategi evaluasi pekerjaan dengan nilai bobot 0,331 dan prioritas ketiga strategi membina komunikasi dengan nilai bobot 0,221