EFEKTIVITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN PERKAWINAN BAGI CALON PENGANTIN OLEH KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN SLEMAN

Setiap manusia, terutama umat muslim diwajibkan untuk menikah karena menikah merupakan setengah ibadah dari agama Islam. Pernikahan adalah bersatunya laki-laki dan perempuan dalam suatu ikatan yang kokoh (Mitsaaqan Ghalidzan) sehingga suami maupun istri harus menjaganya agar ikatan yang kokoh tersebut tidak mudah lepas dan hancur begitu saja. Suami dan istri harus memiliki bekal untuk mengarungi samudra kehidupan mereka bersama nantinya. Untuk itu, dibutuhkan persiapan mental, financial, dan pengetahuan-pengetahuan sebelum menjalani pernikahan. Berdasarkan konteks tersebut, penyusun ingin meneliti tentang Efektifitas Pelaksanaan Bimbingan Perkawinan bagi Calon Pengantin oleh Kementrian Agama Kabupaten Sleman. Pokok masalah dari skripsi ini adalah bagaimana efektifitas dari pelaksanaan bimbingan perkawinan bagi calon pengantin yang dilaksanakan oleh Kementrian Agama Kabupaten Sleman dan apa saja kendala yang terjadi dalam pelaksanaan bimbingan perkawinan oleh Kementrian Agama Kabupaten Sleman. Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian lapangan (Field Research) di Kementrian Agama kabupaten Sleman. Sifat penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik yang bertujuan untuk memaparkan hasil pengamatan tanpa diadakan pengujian hipotesis. Pendekatan yang digunakan dalam skripsi ini adalah Normatif Yuridis. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan wawancara, observasi, dokumentasi, dan analisis data. Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan oleh penyusun adalah pelaksanaan bimbingan perkawinan oleh kementrian agama kabupaten Sleman belum berjalan sesuai aturan, karena pelaksanaan bimbingan perkawinan yang dilaksanakan oleh kementrian agama kabupaten Sleman ini belum efektif. Hal itu dikarenakan adanya kendala-kendala dalam melaksanakan bimbingan perkawinan dari pihak penyelenggara, ketepatan waktu narasumber, serta dari minimnya minat dari peserta bimbingan perkawinan akibat kurangnya sosialisasi dari penyelenggara. Peserta yang mengikuti bimbingan perkawinan tidak dipungut biaya, materi bimbingan yang mudah dipahami, narasumber yang ramah, komunikatif, membuat peserta nyaman dan menganggap bahwa materi yang diberikan memang penting bagi kehidupan rumah tangga, dan dalam bimbingan, tidak melulu penyampaian materi, akan tetapi ada selingan jargon yang membuat peserta menjadi semangat dan tidak bosan ketika mendengarkan bimbingan