HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI DENGAN\ud KEJADIAN RUPTUR PERINEUM DI PUSKESMAS \ud TEGALREJO YOGYAKARTA\ud TAHUN 2016

Latar Belakang: Kejadian ruptur perineum pada ibu bersalin di dunia terdapat\ud 2,7 juta kasus pada tahun 2015. Beberapa faktor yang menyebabkan ruptur perineum\ud antara lain posisi persalinan, cara meneran, pimpinan persalinan dan berat badan bayi\ud baru lahir. Dampak yang terjadi dari ruptur perineum padaibuyaitu 10%\ud ibumerasakannyeri yang berakhirsetelah 3-18 bulanpersalinan, 20%\ud ibumengalaminyerisaatcoitussekitar selama 3 bulan, 3-10% ibu mengalami\ud inkontinensiausus, 20% mengalamiinkontinensia urine, serta 36% terjadi\ud kerusakansfingter anal walaupunrobekanderajattigadanempatdiperbaiki. \ud Tujuan: Diketahuinya hubungan berat badan lahir bayi dengan kejadian\ud ruptur perineum di Puskesmas Tegalrejo \ud Metode Penelitian:Menggunakan metode penelitian deskriptif analitik dengan\ud pendekatan waktu crosssectional. Teknik pengambilan sampel dengan systematic\ud random sampling yaitu sebanyak 143 sampel, analisa data menggunakan uji chi\ud square.Pengambilan data menggunakan master table. \ud Hasil :Sebanyak 83,2% bayi memiliki berat badan lahir >2500 gram. Sebanyak\ud 107 orang (25.2%) mengalami ruptur perineum. Hasil uji chi square, nilai pvalue (2sided)\ud \ud 0,000 (< 0,05). Ada hubungan antara berat badan lahir bayi dengan kejadian\ud ruptur perineum di Puskesmas Tegalrejo. \ud Simpulan dan Saran: Terdapat hubungan antara berat badan lahir bayi dengan\ud kejadian ruptur perineum di Puskesmas Tegalrejo. Diharapkan kepada tenaga\ud kesehatan khususnya bidan agar dapat bekerjasama dengan kader sehingga kader dapat\ud memberikan informasi kepada ibu hamil mengenai pijat perineum untuk mencegah\ud ruptur perineum