Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Pendekatan Saintifik pada Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung Di Kelas XI SMK Negeri 1 Mamasa Kab. Mamasa

Penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang bertujuan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran matematika dengan model pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan saintifik yang memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif. Produk yang dikehendaki dalam penelitian ini adalah: (perangkat pembelajaran yang valid, praktis, dan efektif. Produk tersebut terdiri dari tiga komponen yaitu: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), dan Tes Hasil Belajar (THB). Proses pengembangan perangkat pembelajaran menggunakan model 4-D Thiagarajan dimodifikasi pada tahap pendefinisian dengan desain instruksional berdasarkan teori pengembangan model Kemp, dan model Dick dan Carey. Model 4-D terdiri dari 4 tahap yaitu: tahap pendefinisian (define), tahap perancangan (design), tahap pengembangan (develop), dan tahap penyebaran (disseminate). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan dinyatakan valid, praktis, dan efektif berdasarkan penilaian validator dan hasil uji coba yang dilaksanakan. Kevalidan perangkat diukur berdasarkan penilaian hasil validasi para ahli yang memenuhi kriteria kevalidan, yaitu: (1) RPP dengan rata-rata 4,07, (2) LKS dengan rata-rata 4,29, dan (3) THB dengan rata-rata 4,21. Ini menunjukkan bahwa perangkat yang dihasilkan berada pada kategori valid. Kepraktisan perangkat diukur berdasarkan data keterlaksanaan pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan saintifik pada materi bangun ruang sisi lengkung berada pada kategori terlaksana seluruhnya. Keefektifan perangkat ditunjukkan dengan terpenuhinya indicator keefektifan yang ditetapkan, antara lain: (1) kemampuan guru mengelola pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan saintifik pada materi bangun ruang sisi lengkung berada pada kategori tinggi, (2) aktivitas siswa telah memenuhi interval waktu ideal yang telah ditentukan, (3) persentase respon positif siswa terhadap kegiatan pembelajaran dan perangkat pembelajaran telah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan, (4) tes hasil belajar siswa dengan persentase ketuntasan total 100, artinya hasil belajar memenuhi syarat ketuntasan individual yaitu minimal 65 dan ketuntasan secara klasikal minimal 85% dari nilai KKM