RESILIENSI PADA IBU YANG MEMILIKI ANAK TUNARUNGU DI KECAMATAN KRIAN (STUDI DI KECAMATAN KRIAN)

ABSTRAK Sebagian besar ibu yang memiliki anak tunarungu akan merasa cemas, kecewa dan khawatir, akan tetapi ada sebagian ibu yang merasakan dan menunjukkan perkembangan positif dan mampu bangkit dari keterpurukan, hal yang demikian biasa disebut dengan resiliensi. Adapun penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana gambaran resiliensi dan juga faktor protektif serta resiko yang dapat mempengaruhi resiliensi ibu terutama pada ibu yang memiliki anak tunarungu. Metode dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif fenomenologi dengan menggunakan 3 subyek ibu-ibu yang berusia 30-40 tahun yang memiliki anak tunarungu dengan status bekerja dan anak yang berprestasi di sekolah. Metode pengumpulan data, peneliti menggunakan teknik wawancara semi terstruktur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subyek dalam penelitian ini memiliki gambaran resiliensi yaitu adanya perkembangan yang positif, mampu mengatasi masalah dalam keadaan tertekan dan sembuh dari trauma, sehingga dapat dikatakan bahwa ketiga subyek resilien serta mampu menjalani kehidupan selanjutnya dengan kuat dan lebih baik. Adapun implikasi dalam penelitian ini adalah dengan adanya faktor protektif sebagai salah satu faktor yang membantu proses resiliensi ibu yang memiliki anak tunarungu. Dalam kondisi tertekan, dan dengan segala keterbatasan ibu mampu mengantar anaknya menjadi siswa yang berprestasi di sekolah. Adapun faktor lain yang mempengaruhi resiliensi adalah faktor resiko diantaranya distress, tekanan ekonomi dan pekerjaan tidak tetap. Kata kunci: Resiliensi, Faktor Protektif-Resiko, Resiliensi Ibu Anak Tunarung