Tari Ma’landing pada Upacara Rambu Solo di Desa Sangtanete Kecamatan Sesean Kabupaten Toraja Utara.

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fungsi dan bentuk penyajian tari Ma’landing pada upacara Rambu Solo di Desa Sangtanete Kecamatan Sesean Kabupaten Toraja Utara. Untuk mencapai tujuan tersebut dipilih jenis penelitian kualitatif. Informan yang dipergunakan yaitu orang yang mengetahui dan pelaku tari Ma’landing di Desa Sangtamnete. Metode yang dipergunakan yaitu: (1) observasi; (2) wawancara; dan (3) dokumentasi. Hasil analisis data menunjukkan bahwa: (1) fungsi tari Ma’landing: sebagai sarana ritual, yaitu memohon kepada Dewa untuk memberikan spirit, semangat dan kekuatan kepada prajurit yang berangkat dan kembali dari medan perang, serta doa dan puji-pujian kepada keluarga meninggal agar sampai ke Puya. (2) bentuk penyajian tari Ma’landing mengikuti prosesi upacara Rambu Solo pada siang hari, yaitu sekitar pukul 11.30 sampai sore hari yang dimulai dari halaman tongkonan Barebatu, bergerak bersama iring-iringan jenazah menuju Rante yang nantinya akan diletakkan di Lakkien (menara tempat jenazah disemayamkan). Tarian yang ditarikan oleh satu orang laki-laki ini memakai kostum tradisional, menggunakan properti tombak, perisai, tanduk, dan berbagai ornamen khas Toraja, dengan musik internal (teriakan-teriakan dari penari) tanpa musik iringan (musik eksternal). Urutan pola lantai tarian ini yaitu: (a) gerakan yang menghadap ke muka menggambarkan lawan yang menyerang dari muka; gerakan yang menghadap ke kiri menggambarkan lawan yang menyerang dari kiri; (b) gerakan yang menghadap ke belakang (membalik) menggambarkan lawan yang menyerang dari arah belakang; (c) gerakan yang memutar kiri kanan, membalik ke belakang menggambarkan bahwa penari berada dalam kepungan musuh yang menyerang dari semua arah