Umpan Balik Lisan Guru dalam Interaksi Kelas Bahasa Inggris

Penelitian ini bertujuan untuk mengindentikasi tipe-tipe dan cara-cara umpan balik lisan yang digunakan oleh guru di dalam interaksi kelas bahasa Inggris berdasarkan teori dari Tunstall & Gipps (1996), Lyster & Ranta (1997), Cullen (2002), dan Mackiewicz & Thompson(2013).Penelitian ini jugamenginvestigasi alasan-alasan guru menggunakan umpan balik lisan dan persepsi siswa tentang umpan balik lisan yang digunakan oleh guru di dalam interaksi kelas bahasa Inggris. Peneliti menerapkan metode penelitian deskriptif kualitatif untuk menemukan fenomena umpan balik lisan yang digunakan oleh guru di dalam interaksi kelas bahasa Inggris. Subjek dari penelitian ini terdiri atas 2 guru bahasa Inggris dan 12 siswa dari SMAN 2 Watampone. Semua subjek dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Peneliti mengobservasi dan mewawancarai guru dan siswa untuk membuktikan fenomena yang diinvestigasi. Obsevasi dilakukan selama 4 kali pertemuan untuk setiap guru. Peneliti mengadakan observasi dengan menggunakan perekam suara dan catatan lapangan. Perekam suara digunakan untuk merekam ungkapan guru selama proses belajar mengajar. Sedangkan catatan lapangan digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang lebih akurat. Peneliti menggunakan wawancara semi-struktural untuk guru dan siswa. Penelitian membuktikan bahwa guru mengunakan 5 jenis umpan balik lisan, yaitu umpan balik evaluasi, umpan balik koreksi, umpan balik deskripsi, umpan balik interaksi, dan umpan balik motivasi. Guru menggunakan umpan balik lisan dengan memberikan pernyataan evaluatif terhadap pekerjaan atau penampilan siswa, menunjukkan dan membenarkan kesalahan siswa secara eksplisit atau implisit, menginformasikan pencapaian siswa dan strategi peningkatan dalam pembelajaran, mengklarifikasi dan menambahkan beberapa ide mengenai jawaban siswa, dan memberikan pernyataan bersifat memotivasi kepada siswa. Guru menggunakan umpan balik lisan karena hal tersebut merupakan tanggung jawab dan kewajiban guru untuk memberikan umpan balik lisan kepada siswa. Karena umpan balik lisan memiliki manfaat dan efek positif terhadap siswa, guru menerapkannya di dalam interaksi kelas bahasa Inggris. Adanya konsekuensi dari ketiadaan umpan balik lisan juga dipertimbangkan oleh guru. Selanjutnya, siswa memiliki persepsi positif terhadap umpan balik lisan. Beberapa siswa ditemukan merasa sensitif terhadap umpan balik lisan. Namun, siswa tetap memahami dan menyadari efek positif dar