Evaluasi Program SD-SMP Satu Atap dan Peran Pengawas Sekolah di Distrik Prafi Kabupaten Manokwari Propinsi Papua Barat

Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha sadar dan terencana untuk menciptakan suasana belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan dirinya Kabupaten Manokwari yang mempunyai wilayah cukup luas dengan sebaran penduduk yang tidak merata sehingga masih banyak daerah terpencil dan terisolir. Yang umumnya belum didirikan atau SMP yang sudah ada berada di luar jangkauan lulusan SD setempat. Kondisi tersebut yang menjadikan pemerintah daerah setempat mempertimbangkan mengapa sekolah satu atap perlu untuk diselenggarakan di Kampung Bogor dan Wasegi Kecamatan Prafi ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) visi, misi, tujuan, dan sasaran program, (2) Pelaksanaan program ditinjau dari kriteria calon penerima bantuan, mekanisme penetapan dan mekanisme pelaksanaan program, (3) Proses pelaksanaan program ditinjau dari persiapan, pelaksanaan program, (4) Hasil yang di capai dalam program serta (5) peran pengawas dalam pelaksanaan program SD-SMP Satu Atap di Distrik Prafi Kabupaten Manokwari Papua Barat. Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi yang menggunakan model CIPP. Sumber data dalam penelitian ini adalah dinas pendidikan, pengawas sekolah, kepala sekolah, dan guru di Distrik Prafi Kabupaten Manokwari Propinsi Papua Barat. Setiap tahap evaluasi, mulai dari konteks, masukan, proses, dan hasil dianalisis secara kualitatif berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi. Dari kelima tahapan evaluasi tersebut di atas, selanjutnya disandingkan dengan kriteria pada setiap tahap model evaluasi ini sehinga menghasilkan kesimpulan dan rekomendasi pada tiap komponen evaluasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) visi dan misi program, tujuan program dan sasaran program sesuai dengan sasaran yang di inginkan dalam program, dan dukungan pihak terkait juga dirasakan oleh sekolah meskipun masih belum maksimal, (2) program ini sudah sesuai dengan kriteria penerima bantuan tetapi dalam mekanisme penetapan program belum berjalan dengan apa yang menjadi criteria, (3) proses persiapan pelaksanaan program belum sesuai dengan criteria, (4) hasil dalam pembangunan konstruksi gedung sudah terwujud dan adanya aktivitas pembelajaran di sekolah meskipun belum memenuhi Setandar Pelayanan Minimum (SPM), (5) Peran pengawas hanya terbatas dalam membantu kepala sekolah dalam merumuskan visi dan misi sekolah serta membantu sekolah dalam penyusunan rencana anggaran sekolah dan aktifitas pembelajaran yang di lakukan oleh guru