Karya ini diciptakan berdasarkan dari pengalaman kehilangan ibunda penata, yang berdampak pada munculnya rasa kesendirian dan ketakutan dalam hidup sehari-hari. Perasaan kesendirian yang dialami yaitu hilangnya sosok yang selalu mendampingi, mendengarkan, memeluk dan membimbing yang tidak tergantikan. Kesendirian yang dialami tersebut berdampak pada munculnya rasa ketakutan dalam menghadapi setiap masalah. Koreografi ini termasuk ke dalam tipe tari dramatik dan disajikan dalam bentuk koreografi kelompok dengan lima penari, dua penari putra dan tiga penari putri. Hal itu ditunjukkan dengan adanya konflik perasaan yang dituangkan ke dalam sebuah koreografi visualisasi saat-saat berjuang menghadapi peristiwa kehilangan seorang ibu. Koreografi ...