PENERAPAN ARSITEKTUR VERNAKULAR PADA PERFORMING ART CENTER DENGAN PENDEKATAN METAFORA DI KOTA YOGYAKARTA

Seni sangat melekat pada Kota Yogyakarta. Yogyakarta memiliki berbagai jenis seni di dalamnya, diantaranya adalah upacara – upacara adat, seni tari, seni musik, seni rupa, seni lukis, dan lain sebagainya. Seni menjadi salah satu daya tarik pariwisata di Yogyakarta. Sarana yang tepat untuk mendukung perkembangan seni yang dinamis dapat berupa 3 jenis sarana. Ketiga jenis sarana tersebut dapat digabungkan menjadi 1 jenis sarana yang lengkap. Sarana tersebut berupa penggabungan dari sanggar, ruang khusus pertunjukan seni, dan ruang pameran hasil karya seni. Ketiga sarana tersebut digabungkan menjadi satu sarana yang lengkap dengan tujuan menciptakan suasana baru, yaitu menciptakan ruang yang lengkap untuk seniman dan khususnya pengunjung dapat terlibat langsung dalam proses menciptakan seni, mengapresiasi seni, dan menikmati seni. Penggabungan dari berbagai sarana tersebut berupa Performing Art Center. Penerapan arsitektur vernakular di Kota Yogyakarta dapat menggunakan beberapa aspek sebagai ide konsep. Aspek tersebut adalah budaya setempat, material lokal, konteks lingkungan,teknologi tradisional, dan lain sebagainya. Pendekatan metafora dapat menggunakan seni sebagai objek yang akan dimunculkan dalam ide atau konsep dan bentuk. Seni dapat diwujudkan dalam konsep yang dinamis dan indah. Konsep dapat dimunculkan dengan metafora teraba maupun tidak teraba. Selain dua jenis metafora itu, dapat juga dengan jenis metafora yang kombinasi, yaitu penggabungan antara metafora yang teraba dan tidak teraba. Metafora dari seni yang diambil adalah sifat seni yang dinamis. Kedinamisan dari seni dimunculkan dengan pendekatan metafora kombinasi, yaitu metafora yang mengombinasikan metafora teraba dan tidak teraba. Kedinamisan seni akan terlihat pada ide, konsep, dan juga bentuk dari performing art center yang dirancan