STUDI ETNOMATEMATIKA PADA ANYAMAN MASYARAKAT ADAT KASEPUHAN CIPTAGELAR SUKABUMI

Terdapat tiga alasan mengapa budaya sangatlah penting bagi pendidikan matematika. Alasan pertama adalah siswa perlu memulai belajar dari dimana mereka berasal Alasan yang kedua adalah perlunya memulai pembelajaran dengan sesuatu yang menarik bagi siswa. Kemudian yang terakhir adalah matematika membutuhkan sisi manusia. Indonesia merupakan salah satu negara yang kurang mengkaitkan budaya dengan pembelajaran yang mengakibatkan Indonesia memiliki nilai kurang dalam penilaian PISA. Untuk mereduksi anggapan tersebut, diperlukan suatu transformasi dalam memandang matematika yang saling terkait dengan budaya, salah satunya melalui studi etnomatematika. Penelitian ini merupakan salah satu upaya untuk menunjukkan hubungan timbal balik antara matematika dengan budaya pada masyarakat Kasepuhan Ciptagelar, khususnya pada anyaman masyarakat Kasepuhan Ciptagelar. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan etnografi. Dari penelitian yang telah dilakukan, peneliti berhasil menemukan berbagai macam ide matematis pada anyaman dan aktivitas pembuatannya yang merujuk pada unsur geometri, aritmatika, logika, dan modulo. Penelitian ini pun menghasilkan soal berbasis etnomatematika untuk pembelajaran matematika di sekolah yang memakai anyaman sebagai bahan inti pembelajaran. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam pengembangan bahan ajar matematika berbasis budaya lokal untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia khususnya di Kasepuhan Ciptagelar. Kata Kunci : Kasepuhan Ciptagelar, Etnomatematika, Pembelajaran Matematika, Budaya There are three reasons why culture is very important for mathematics education. First reason is student needs to start learning from where they originated. The second reason is the need to start learning with something interesting for students. Then last is mathematics needs of human side. Indonesia is the one of the country who has less linking culture of learning. That resulted in Indonesia has less value on assessment of PISA. To reduce these assumptions, a transformation is required in view of mathematics are interrelated with culture, one through that’s study ethnomathematics. This study is an effort to demonstrate the interrelationship between mathematics with Kasepuhan Ciptagelar culture on society, especially on begging Kasepuhan Ciptagelar society. The method used is qualitative method with an ethnographic approach. From the research that has been done, the researcher managed to find a wide range of mathematical ideas in begging and manufacturing activity that refer to elements of geometry, arithmetic, logic, and modulo. This research also generates about ethnomathematics based on learning mathematics in school who use begging as a core material of learning. This research is expected to be a reference in the development of mathematical teaching materials based on local culture to improve the quality of education in Indonesia, especially in Kasepuhan Ciptagelar. Keywords: Kasepuhan Ciptagelar, Ethnomathematics, Mathematics Education, Cultur