Kajian Visual Gambar Kartun Karya Atika Haidila Mursjid Studi Kasus:Terhadap Gambar Kartun Anak Autis.

Latar belakang penelitian ini didasari dari pengamatan terhadap gambar seorang anak autis. Karya sejumlah sketsa, gambar ddan lukisan seorang anak perempuan muda dengan gaya, corak, dan motif kartun Jepang yang dibuat secara konsisten diterapkan berbakat penderita autis murni, bernama Atika H. Mursjid, yang terpengaruh dan terinspirasi oleh karakter–karakter dari komik, majalah animasi dan film animasi. Baik di sekolah maupun di rumah atau saat senggang di mana pun, ia hampir selalu mencoba mengekspresikan ide, pikiran dan perasaannya ke dalam gambar.Objektifitas pada penelitian ini adalah melihat dan mengkaji unsur visual desain grafis dari aplikasi garis sketsa, pemilihan objek gambar, teknik pewarnaan,penggunaan media dan komposisi tata letak pada karya gambar. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini diambil dari gambar sketsa, gambar berwarna dan lukisan yang ada dipilih atas dasar kesamaan tema, gaya, corak dan motif yang serupa, yaitu karakter kartun.Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa ketertarikan Atika H. Mursjid,seorang anak autis murni, terhadap gambar, gaya, corak, motif kartun sangat kuat,terlihat pada karya-karyanya. Bagi anak autis, (dalam studi kasus ini) yang mempunyai bakat menggambar atau setidaknya yang pada awalnya kemungkinan hanya berupa hobi lalu kemudian menjadi keterampilan yang menakjubkan, akan mendapat kesempatan untuk berkomunikasi dan mengekspresikan ide dan perasaannya melalui media gambar dan menggambar. Ia bercerita bebas dengan segala ekspresinya tak terbatas pada kaidah kaidah baku panduan teori menggambar.Namun hal ini tergantung pada tema atau perasaan yang ingin disampaikan melalui karya gambar atau lukisannya. Seiring dengan perkembangan waktu, skill menggambar pun berkembang. Panduan gambar dalam terapi visual dapat membantu anak autis berkomunikasi dan beraktivitas serta berinterkasi dengan lingkungan sekitarnya, namun dalam hal ini, aktivitas menggambar juga merupakan sarana terapi visual lain yang mempunyai multifungsi dalam usaha mengembangkan kemampuan anak autis berkomunikasi. Dalam penelitian ini subjek penelitian mengalami proses kreatif. Hal ini akan menstimuli otak kanannya untuk berkarya. Diawali dengan proses pengamatan sebuah objek, baik di depan mata, atau objek yang pernah dilihatnya dan melekat pada pikirannya, atau benar-benar murni khayalan atau imajinasinya, lalu merekamnya dalam pikiran, lalu kemudian menuangkannya kembali dengan gaya, corak atau motif garisan visual tertentu yang diterapkan pada karya-karyanya di atas media-media. akan mempengaruhi teknik menggambarnya,gaya gambarnya dan bahkan teknik pewarnaannya.Bagi seniman, dalam hal ini adalah anak auits yang menciptakan karyanya,yang kemungkinan bertujuan untuk mencoba berkomunikasi mencapaikan pesan atau ekspresi jiwa secara visual, namun secara langsung aktivitas ini merupakan media terapi visual terhadap anak autis itu sendiri. Karena ia terlibat langsung di dalamnya.Hasilnya dapat berkembang dengan gaya gambar yang baru yang dapat diaplikasikan kepada PECS (Picture Exchange Communication System) yaitu sebuah media komunikasi berupa panduan gambar untuk melatih anak autis merespon secara verbal, atau tingkah laku kepada lingkungan sosialnya baik di rumah sekolah atau tempat keramaian biasa dikunjungi. Panduan gambar ini nampak secara logis akan menjadi efektif dan efisien karena yang menggambar adalah anak autis itu sendiri,dimana panduan gambar itu akan mamandu mengembangkan dirinya dalam berinterkasi sosial dengan orang lain di lingkungan ekitarnya