PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

Penelitian ini bertujuan untuk memecahkan masalah nyata yang muncul dari kegiatan pembelajaran di kelas peneliti. Tujuan yang dimaksud adalah meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran apresiasi cerita pendek dengan penerapan model Jigsaw, meningkatkan minat siswa terhadap apresiasi cerita pendek melalui penerapan model Jisaw, meningkatkan kemampuan apresiasi cerita pendek dengan penerapan model Jigsaw. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Tengaran, Kabupaten Semarang pada semester II tahun pelajaran 2008/2009. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini dalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu suatu bentuk penelitian dalam upaya memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam praktik pembelajaran sehari-hari secara sistematik. Penelitian ini terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri empat tahap,yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil refleksi dijadikan dasar untuk menyusun rencana tindakan selanjutnya sehingga diperoleh data peningkatan. Data dan sumber data penelitian adalah siswa kelas IX F SMP Negeri 2 Tengaran dan guru, teman kalaborator. Uji validitas data dengan triangulasi dan review informasi. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan teknik analisis kritis dan analisis komperatif. Dari hasil analisis penerapan model pembelajaran Jigsaw untuk meningkatkan kemampuan apresiasi cerita pendek siswa kelas IX F SMP Negeri 2 Tengaran, disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan kemampuan apresiasi cerita pendek dari nilai 60,22 menjadi 73,67. Ada dua temuan dalam penerapan model pembelajaran Jigsaw untuk meningkatkan kemampuan apresiasi cerita pendek yaitu siswa mejadi lebih aktif dari kondisi awal 4 (empat) siswa (11,76 %) menjadi 28 (duapuluh delapan) siswa (82,50 %). Dalam pembelajaran apresiasi cerita pendek karena terbiasa diskusi kelompok dan siswa lebih berminat dari kondisi awal 10 (sepuluh) siswa (29,41 %) menjadi 31 (tiga puluh satu) siswa (91,10 %)