MANAJEMEN RISIKO KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI JEMBATAN

BPJS ketenagakerjaan mencatat sebanyak 98 ribu-100 ribu kasus kecelakaan kerja setiap tahunnya terjadi di Indonesia. Situs Kementerian Pekerjaan Umum (2015) menyatakan bahwa proporsi kecelakaan kerja di Indonesia sektor konstruksi sebesar 32%. Tingginya angka kecelakaan kerja di sektor konstruksi termasuk pada pekerjaan konstruksi jembatan, sehingga diperlukan penelitian mengenai manajemen risiko keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada pekerjaan konstruksi jembatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi, menilai dan memberikan pengendalian risiko K3 pada pekerjaan konstruksi jembatan. Penelitian diawali dengan melakukan identifikasi risiko K3. Data identifikasi risiko K3 yang telah diperoleh selanjutnya dilakukan penilaian dan pengendalian risiko K3. Penilaian risiko menggunakan matrik NHS Highland yang diadobsi dari AS/NZS 4360:2004 Risk Management. Dari hasil penelitian diperoleh 94 risiko K3 dinyatakan valid dan reliable. Sebanyak 17 risiko berkategori high risk, 57 risiko berkategori medium risk dan 20 risiko berkategori low risk. dengan nilai risiko tertinggi 14,16 yaitu risiko tertimpa atau tergencet gelagar saat pengangkatan akibat sling lepas atau putus pada pekerjaan erection gelagar. Berdasarkan hasil evaluasi diperoleh 20 risiko K3 dapat diterima sedangkan 74 risiko K3 lainnya tidak dapat diterima dan memerlukan pengendalian lebih lanjut. Pengendalian risiko dapat dilakukan dengan cara eliminasi, substitusi, pengendalian teknis, pengendalian administrasi dan penggunaan alat pelindung diri