EVALUASI POLA PEMANFAATAN RUANG DI KAWASAN METROPOLITAN BANDUNG RAYA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Kawasan Metropolitan Bandung Raya merupakan Pusat Kegiatan Nasional (PKN). Kawasan Metropolitan Bandung Raya seiring perkembangannya mengalami peningkatan jumlah dan kepadatan penduduk sehingga dapat mempengaruhi tingkat kebutuhan ruang (lahan). Kebutuhan akan ruang yang semakin meningkat dapat berpeluang mengakibatkan terjadinya penyimpangan pola pemanfaatan ruang. Sebagaimana bahwa setiap pola ruang sudah diatur dalam Rencana Tata Ruang Provinsi Jawa Barat (RTRWP), maka apabila terjadi penyimpangan pola pemanfaatan ruang dengan RTRWP dapat menimbulkan permasalahan spasial. Penelitian ini menggunakan metode survei deskriptif dengan analisis data mix method dan variabel tunggal berupa pola pemanfaatan ruang (Kawasan Lindung dan Budidaya). Selain itu, penelitian ini menggunakan teknologi penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG) secara terintegrasi. Data yang digunakan adalah Citra Landsat 8 tahun 2015 dan RTRW Provinsi Jawa Barat tahun 2009-2029 sehingga dalam upaya untuk memantau dan mengevaluasi pola pemanfaatan ruang dapat dianalisis secara efesien dan akurat. Hasil uji ketelitian interpretasi citra dinyatakan valid. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan lahan di Kawasan Metropolitan Bandung Raya didominasi oleh penggunaan lahan bervegetasi seperti hutan, ladang/tegalan dan kebun. Penyimpangan pola pemanfaatan ruang terjadi secara dominan terjadi pada pola ruang dengan fungsi hutan lindung. Hasil evaluasi tingkat kesesuaian akhir pola pemanfaatan ruang terhadap RTRW Provinsi Jawa Barat tahun 2009-2029 pada Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya terklasfikasi kesesuaian tinggi. Tingkat kesesuaian tinggi menunjukan bahwa pemanfaatan ruang telah sesuai dengan rujukan RTRW Provinsi Jawa Barat tahun 2009-2029. ;--- Bandung Metropolitan Area is the Activity Centre Zone. This area has gone through some enhancement in number and density of population that can affect the need for space (land). It then can cause the land use pattern change. Everything about spatial pattern has regulated in West Java Province Land Use Plan. If the land use pattern change is not suitable with the regulation, it could cause spatial problem. Descriptive survey method was used in this study with mix method analysis data and single-variable such as spatial pattern (Protected and Cultivated Area). Then, this study was using integrated remote sensing and GIS technology. The data that used was Landsat Satellite Image No. 8 year 2015 and West Java Province Land Use Plan year 2009-2029 to analyze and evaluate the spatial pattern efficiently and accurately. The accuracy test of image interpretation was valid.The result of this study showed that the existing land use in Bandung Metropolitan Area were dominated by vegetated land use such as forests, field crops and plantations.The deviations of spatial pattern occured dominantly in the spatial pattern of protected forests. The evaluation result of spatial pattern in recent suitability level towards West Java Province Land Use Plan year 2009-2029 in Protected Area and Cultivated Area were classified in high suitability level. It showed that the spatial use has been fully suitable to West Java Province Land Use Plan year 2009-2029