PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA DI DINAS SOSIAL KOTA BANDUNG

Budaya organisasi memberikan identitas bagi para anggota organisasi dan membangkitkan komitmen terhadap keyakinan dan nilai yang lebih besar dari dirinya sendiri. Budaya organisasi perlu dimiliki oleh instansi pemerintah agar pegawai memiliki nilai-nilai, norma, acuan pedoman yang harus dilaksanakan. Nilai dan keyakinan tersebut akan diwujudkan melalui perilaku keseharian pegawai dalam bekerja. Permasalahan terkait pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja di Dinas Sosial Kota Bandung, yaitu terlihat dari indikator kualitas kerja dimana pegawai kurang memperhatikan kecermatan dan ketelitian dalam mengerjakan pengelolaan laporan rencana penerimaan bantuan bagi masyarakat miskin dan ketepatan waktu dimana masih terjadi penundaan waktu berlangsungnya rapat. Hal tersebut disebabkan karena budaya organisasi belum sepenuhnya dilaksanakan berdasarkan ciri-ciri budaya organisasi diantaranya perhatian ke rincian dan orientasi tim. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan metode penelitian asosiatif, sedangkan teknik penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan yang meliputi observasi non pertisipan, wawancara dan penyebaran angket dengan menggunakan teknik sensus atau teknik sampling jenuh yang disebarkan kepada 51 responden. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa budaya organisasi mempunyai pengaruh yang erat terhadap kinerja di Dinas Sosial Kota Bandung, pengaruh tersebut bersifat positif, artinya bahwa budaya organisasi di Dinas Sosial Kota Bandung bila diterapkan sesuai dengan ciri-ciri budaya organisasi dengan baik, kinerja Pegawai di Dinas Sosial Kota Bandung akan meningkat. Hambatan-hambatan yang dihadapi Dinas Sosial Kota Bandung adalah sebagai berikut: Tidak jelasnya informasi yang disampaikan masing-masing pimpinan sub bagian organisasi kepada pegawai, kurangnya ketegasan dari kepala dinas dan kepala bagian kepada pegawai untuk dapat tepat waktu dalam disiplin kerja serta tepat waktu dalam penyelesaian pekerjaan, pegawai kurang memperhatikan kecermatan dan ketelitian dalam menyelesaikan pekerjaan serta kurang memiliki kerjasama yang baik antar pegawai karena mereka lebih mementingkan penyelesaian pekerjaan secara individu. Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan adalah sebagai berikut: Organisasi perlu memberikan informasi kepada pegawai dengan sejelas mungkin agar informasi itu dapat diterima dan dilaksanakan oleh seluruh pegawai sehingga tidak akan terjadi salah pengertian ataupun penafsiran, kepala dinas dan kepala bagian perlu lebih tegas lagi dalam menghadapi pegawai dengan memberikan peraturan yang lebih ketat lagi pada pegawai, kepala dinas ataupun kepala bagian perlu lebih memperhatikan pegawainya didalam menyelesaikan setiap pekerjaan sehingga dapat terlihat apakah pegawai sudah cermat dalam menyelesaikan pekerjaan nya atau belum