PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN BENIH DALAM LARUTAN KOLKISIN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

Kebutuhan kedelai di Indonesia semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, namun produksi kedelai di Indonesia belum mampu mencukupi kebutuhan tersebut sehingga perlu ditingkatkan. Salah satu upaya peningkatan dapat dilakukan dengan menggunakan agensia penyebab mutasi yaitu kolkisin. Kolkisin merupakan mutagen yang dapat mempengaruhi tanaman serta menyebabkan mutasi jumlah kromosom. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi dan lama perendaman benih dalam larutan kolkisin yang optimal untuk pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2017 sampai dengan bulan Mei 2017 di Pematang Gubernur, Kota Bengkulu. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor perlakuan. Faktor pertama adalah lama perendaman benih dengan 3 taraf perlakuan yaitu 2 jam, 4 jam dan 6 jam. Faktor kedua adalah konsentrasi kolkisin dengan 4 taraf yaitu 0.01 %, 0.02 %, 0.03 % dan 0.04%. Terdapat 12 kombinasi perlakuan masing-masing diulang sebanyak 5 kali, sehingga diperoleh 60 satuan percobaan. Variabel yang diamati yaitu tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah daun, umur panen, jumlah cabang produktif, jumlah buku subur, jumlah polong total per tanaman, jumlah biji per tanaman, jumlah polong bernas, bobot biji kering per tanaman, bobot 100 biji, dan jumlah kromosom. Hasil uji lanjut polynomial orthogonal menunjukkan bahwa Tanaman yang diperlakukan kolkisin dengan konsentrasi 0.026 % menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik, yang diwakili tinggi tanaman dengan rata-rata yaitu 70.57 cm, tetapi hasil kedelai yang optimum ditunjukkan pada perlakuan dengan konsentrasi 0.023% karena menghasilkan bobot 100 biji tertinggi yaitu 17.7 gram. Tanaman yang diperlakukan dengan lama perendaman 4.08 jam menunjukkan hasil yang optimum yaitu pada jumlah buku subur dengan rata-rata yaitu 31.89 buku/tanaman. Sedangkan pada pertumbuhan tanaman belum menunjukkan lama perendaman yang optimum. Interaksi konsentrasi dan lama perendaman hanya ada pada variabel pertumbuhan yaitu jumlah daun, namun belum menunjukkan konsentrasi dan lama perendaman yang optimum