PERBEDAAN PENGARUH\ud ISCHEMIC COMPRESSION TECHNIQUE\ud DAN STRAIN COUNTERSTRAIN TECHNIQUE\ud TERHADAP KEMAMPUAN FUNGSIONAL PADA\ud MYOFASCIAL TRIGGER POINT SYNDROME\ud OTOT UPPER TRAPEZIUS

Penggunaan komputer dengan waktu yang lama dan posisi yang\ud salah dapat menyebabkan perlengketan pada myofascial otot upper trapezius, yang\ud dikenal dengan Myofascial Trigger Point Syndrome (MTPS). Hal ini dapat\ud menyebabkan iskemik lokal dan terjadinya hipoksia jaringan di area taut band yang\ud juga disebabkan oleh menumpuknya sisa metabolisme (akumulasi asam laktat)\ud sehingga menimbulkan nyeri. Nyeri yang berkepanjangan dan tidak ditangani dengan\ud baik, akan menimbulkan penurunan fungsional. Tujuan : untuk mengetahui apakah\ud ada perbedaan antara ischemic compression technique dan strain counterstrain\ud technique dalam meningkatkan kemampuan fungsional pada myofascial trigger point\ud syndrome otot upper trapezius. Metode : Penelitian ini menggunakan eksprimental\ud dengan pre and post test two group design. Populasi dalam penelitian ini adalah\ud mahasiswa Teknologi Jaringan UGM, total responden sebanyak 16 orang, dengan\ud rincian kelompok I terdiri dari 8 orang diberikan perlakuan ischemic compression\ud technique (IC) dan pada kelompok II terdiri dari 8 orang dengan diberikan perlakuan\ud strain counterstrain technique (SCS) selama 2 minggu dengan frekuensi 3 kali\ud seminggu. Pengukuran kemampuan fungsional dilakukan dengan neck disability\ud index (NDI), hasil penelitian dianalisa dengan menggunakan uji paired sample t-test\ud dan independent sample t-test. Hasil : Hasil penelitian uji paired sample t-test pada\ud kelompok I p=0,000 dan kelompok II p=0,000 (p<0,05) yang berarti ada pengaruh\ud pemberian IC dan SCS terhadap MTPS otot upper trapezius. Hasil uji Independent\ud Sample t-test pada kedua kelompok sesudah perlakuan menunjukkan hasil p=0,002\ud (p