KENYAMANAN PESEPEDA DAN PEJALAN KAKI DALAM TATA KELOLA TRANSPORTASI (Jalan Cik Di Tiro – Suroto)

Sarana dan prasarana fasilitas publik pada kawasan jalan dan juga hambatan yang ditemukan untuk memaksimalkan fasilitas publik. Serta memberikan himbauan dan pengertian kepada masyarakat untuk menyadari akan pentingnya menjaga keamanan dan kenyamanan sebagai sesama pengguna jalan , saling menghargai serta mengetahui Undang-Undang dan peraturan yang berlaku. Dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Observasi dalam penelitian ini merupakan peneliti observasi tidak langsung. Observasi dilakukan dengan menggunakan pedoman yang telah dipersiapkan. Observasi digunakan untuk mengamati dan mengetahui kondisi transportasi, kondisi jalur pejalan kaki dan jalur sepeda serta interaksi stakeholders dalam governance yang dilakukan di kota Yogyakarta. Dari hasil survey pejalan kaki dan pesepeda dapat disimpulkan bahwa 53 responden (53%) merasa sangat perlu, 34responden (34%) merasa perlu, 13 responden (13%) merasa cukup perlu, 0 responden (0%) yang merasa tidak perlu, untuk itu sangat perlu pembangunan atau adanya trotoar dan jalur sepeda pada lokasi penelitian, dan 65 responden (65%) merasa sangat baik, 18 responden (18%) merasa baik, 17 responden (17%) merasa cukup baik, 0 responden yang merasa tidak baik (0%), dan 0 responden sangat tidak baik (0%), dalam perawatan dan fasilitas yang disediakan. Dari data tersebut disimpulkan bahwa trotoar dan jalur pesepeda yang berada di lokasi Cik Di Tiro - Suroto layak dan sudah sesuai syarat standar dan ketentuan Bina Marga. Hasil penelitian ini menunjukan adanya perubahan bahwa pada jalan Cik Di Tiro direkomendasikan untuk menambah fasilitas bagi pejalan kaki dalam penyebrangan zebra cross (ZC) dengan menggunakan pelican dan pelindung sedangkan pada jalan Suroto direkomendasikan menggunakan jalur penyeberangan Zebra Cross (ZC), dan pada jalur pesepeda penerapan jalur sepeda memerlukan kelengkapan infrastruktur , penyediaan infrastruktur. secara prioritas infrastruktur ini diharapkan mampu mempertahankan keberlanjutan jalur pejalan kaki dan sepeda serta penggunaannya sebagai alternatif transportasi perkotaan yang ramah lingkungan