INTERAKSI SOSIAL SANTRI CEREBRAL PALSY DALAM KULIAH SUBUH DI PONDOK PESANTREN DAARUT TAUHIID BANDUNG

Hakikatnya anak berkebutuhan khusus tidak akan lepas dari interaksi dan komunikasi dalam aktivitas kesehariannya. Begitu juga dengan anak cerebral palsy tidak terlepas dari interaksi sosial. Dalam hal ini mengulas gambaran bagaimana interaksi sosialnya, hambatan yang dialami dalam kuliah subuh di Pondok Pesantren Daarut Tauhiid Bnadung, serta upaya yang dilakukan untuk menangulangi hambatan yang dimiliki santri cerebral palsy. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah santri cerebral palsy serta ustadz dan teman santri cerebral palsy sebagai sumber data. Hasil pengolahan data penelitian diperoleh kesimpulan, adanya interaksi sosial yang dilakukan oleh santri cerebral palsy tersebut pada aspek asosiatif dalam hal kerjasama, akomodassi dan asimilasi. Pada aspek disasosiatifnya mengalami gangguan atau hambatan. Hambatan dalam komunikasi yang disebabkan oleh fungsi organ wicara yang terhambat. Serta upaya yang dilakukan ialah dengan melakukan pendekatan secara personal, dalam komunikasi menggunakan media teknologi berupa penggunaan smartphone untuk mempermudah komunikasinya.;--- The nature of children with special need will be not separated from interaction and communication in their daily activities. Also cerebral palsy child cannot be separated from social interaction. In this case, review an idea of how his social interactions, constraints experienced in kuliah shubuh at Daarut Tauhiid Islamic Boarding School Bandung, and the efforts to handle the barriers of students with cerebral palsy. The research used descriptive method with qualitative approach. Participants in the research were student with cerebral palsy, his ustadz (Muslim preacher) and also friend of him. Based on the result of collecting and analyzing data, there was social interaction among students with cerebral palsy and other in associative aspect such as teamwork, accommodation and assimilation. In dissociative aspect, students was impaired or obstructed. Obstacle in communication is caused by dysfunctional speech organ. Personal approach was doing to handle it, by using the communication media such as the use of smartphone technology to facilitate communication