PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X APTKJ PADA STANDAR KOMPETENSI MENGIDENTIFIKASI TANAMAN DAN PERTUMBUHANNYA DI SMK N 2 CILAKU CIANJUR

RNA DWI DESTIANA. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas X APTKJ Pada Standar Kompetensi Mengidentifikasi Tanaman dan Pertumbuhannya Di SMK N 2 Cilaku Cianjur. Pembelajaran yang menyenangkan dapat meningkatkan minat dan kebermaknaan siswa dalam belajar. Model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) adalah suatu metode pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks bagi peserta didik yang menuntut aktivitasnya dalam menyelesaikan masalah secara ilmiah serta memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensil dari pelajaran. Hasil belajar siswa yang rendah dari mata pelajaran produktif menjadi masalah yang cukup krusial pada pembelajaran di SMK. Fenomena yang terjadi pada setiap tahun khususnya di SMK Negeri 2 Cilaku Cianjur ialah jumlah persentase siswa yang meraih nilai diatas KKM sangat rendah Tujuan utama dari penelitian ini adalah mengetahui peningkatan hasil belajar dan mengetahui secara deskriptif peningkatan aktivitas belajar siswa kelas X APTKJ (Agribisnis Pembibitan Tanaman dan Kultur Jaringan) 2 setelah diterapkan model pembelajaran berbasis masalah. Penelitian ini dilaksanakan di SMK N 2 Cilaku Cianjur selama tiga siklus pembelajaran dari tanggal 24 Juli 2012- 07 Agustus 2012. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X APTKJ(Agribisnis Pembibitan Tanaman dan Kultur Jaringan) 2 yang berjumlah 25 orang. Penelitian yang digunakan adalah Action Research dengan metode penelitian tindakan kelas. Instrumen yang digunakan berupa lembar observasi, tes dan unjuk kinerja. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa X APTKJ 2 pada pembelajaran standar kompetensi mengidentifikasi tanaman dan pertumbuhannya di SMK Negeri 2 Cilaku Cianjur. Penelitian dihentikan pada siklus III dimana siswa mencapai nilai rata-rata 84,1 dengan persentase siswa yang mencapai KKM sebesar 86,4%. Peningkatan hasil belajar ditunjukan dengan nilai N Gain yang naik dari siklus ke siklus dengan nilai rata-rata N Gain pada siklus III sebesar 0,769662 dan masuk ke dalam kategori tinggi. Model pembelajaran berbasis masalah sebaiknya digunakan pada materi-materi pelajaran yang memiliki kaitan dengan multidisiplin ilmu sehingga siswa dapat menganalisis dan mencari solusi dari berbagai aspek.Kata kunci: Pembelajaran berbasis masalah, hasil belajar, aktivitas belajar