KETERAMPILAN BERBICARA MAHASISWA DI DEPAN PUBLIK MELALUI SIMULASI KHITHABAH:Studi Kuasi Eksperimen terhadap Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Masalah dalam penelitian ini adalah kurang memadainya keterampilan berbicara mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Gunung Djati Bandung ketika berbicara di depan publik, khususnya ketika harus praktik khithabah, baik dari aspek kebahasaan maupun nonkebahasaan. Hal ini disebabkan kurangnya praktik dan pembinaan berbicara di depan publik. Sekait dengan hal tersebut, maka dilakukan sebuah upaya meningkatkan keterampilan berbicara mereka melalui simulasi khithabah.Untuk mengatasi masalah keterampilan berbicara mahasiswa tersebut, maka dalam penelitian ini digunakan studi kuasi eksperimen dengan menggunakan satu kelompok; peneliti melakukan prates terlebih dahulu, kemudian diikuti dengan pemberian perlakuan eksperimental dan setelah itu dilakukan pascates. Selisih antara skor pascates dengan skor prates dinilai sebagai efek atau pengaruh dari perlakuan eksperimnental yang diberikan. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komuniasi UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang berjumlah 25 orang.Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini terdiri atas daftar cek/lembar pengamatan, lembar analisis, tape recorder, dan observasi.Adapun yang menjadi landasan teoretis dalam penelitian ini adalah teori tentang berbicara, faktor-faktor penunjang keefektifan berbicara, strategi pembelajaran keterampilan berbicara, penilaian kemampuan berbicara, simulasi, dan khithabah.Berdasarkan hasil analisis data, ditemukan bahwa keterampilan berbicara mahasiswa pada aspek kebahasaan, yang mengalami peningkatan hanya pada bidang intonasi saja meskipun setelah dilakukan uji perbedaan rata-rata, kemampuan mahasiswa pada aspek kebahasaan secara umum mengalami peningkatan. Demikian pula dari aspek isi dan penampilan, kemampuan mahasiswa mengalami peningkatan.Sekait dengan peningkatan yang dialami oleh mahasiswa dalam keterampilan berbicaranya melalui simulasi khithabah ini, maka direkomendasikan bagi lembaga-lembaga atau institusi-institusi yang akan mencetak kader-kader yang terampil dalam berbicara, frekuensi praktik dan pembinaan harus lebih banyak daripada teori