ANALISIS STRUKTURAL NOVÉL TRI TANGTU DI BUMI KARYA YOSÉPH ISKANDAR PIKEUN BAHAN PANGAJARAN MACA DI KELAS XI

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan menggunakan teknik telaah pustaka. Analisis struktural dalam penelitian ini meliputi identifikasi unsur-unsur cerita yang terdapat di dalam cerita. Analisis yang dilakukan dengan menganalisis unsur intrinsik di dalam cerita, seperti tema, alur cerita, tokoh, latar, judul, sudut pandang, dan gaya bahasa. Selanjutnya hasil penelitian tersebut bisa dipergunakan sebagai bahan pelajaran membaca novel pada siswa kelas XI. Kesimpulannya, novel Tri Tangtu di Bumi menceritakan mengenai konflik kehidupan Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh, membahas mengenai ajaran purbatisti-purbajati Sunda dan adeg-adeg Tri Tangtu di Bumi, serta memberikan wawasan mengenai perilaku toleransi beragama. Cerita dalam novel ini memiliki alur cerita maju, karena peristiwa terjadi secara temporal. Yang menjadi tokoh utama dalam novel ini adalah Prabu Anom Jayadéwata. Secara general, latar tempat dalam novel ini adalah Kerajaan Sunda dan Galuh. Dalam penulisan novel ini, pengarang menggunakan teknik sudut pandang orang ketiga, yang memposisikan dirinya di luar cerita dan serba mengetahui. Dalam novel ini ditemukan beberapa gaya bahasa yang terbagi menjadi gaya bahasa umum dan gaya bahasa khas. Lalu novel ini dapat dipergunakan sebagai bahan pelajaran membaca pada mata pelajaran Bahasa Sunda kelas XI. Furthermore, it also focuses on how the result of the research in reading materials. Analytical description has been chosen as the method in this research by conducting referential analysis. Analysis of structure in this research covers identification of elements of the story. The analysis focuses on intrinsic elements of the story, such as theme, plot, characters, setting, title, point of view, and figure of speech. Furthermore, the result of this research can be employed as learning materials of novel reading for students grade XI. The conclusion states that Tri Tangtu di Bumi tells about conflict between Sundanese Kingdom and Galuh Kingdom, describes the ideology of Purbatisti-Purbajadi Sunda and adeg-adeg Tri Tangtu di Bumi, and also explores knowledge of religious tolerance. The plot of the story is forward, because the events in the story are temporal. The main character of the story is Prabu Anom Jayadéwata. Generally, the setting of the story is Sundanese Kingdom and Galuh Kingdom. In the procces of writing this novel, the author employs third-person point of view which relates the author’s position outside the story and allows the author to elaborate the story freely. Based on the novel, some figures of speech reveal. They are divided into two kinds; general figures of speech and specific figures of speech. Moreover, the novel can be employed as reading materials of Sundanese Language subject in grade XI