Nilai Anak Perempuan Pada Keluarga Batak Ditinjau Dari Ibu Dewasa Awal Dan Dewasa Madya

Nilai anak adalah nilai yang diberikan untuk anak dari orang tua yang mengacu pada kebutuhan orang tua untuk memiliki anak-anak. Nilai anak dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya budaya. Budaya Batak merupakan budaya yang patrilineal sehingga hanya anak laki-laki yang dapat meneruskan marga Batak. Oleh karena itu penelitian ini ingin melihat bagaimana gambaran nilai anak perempuan pada ibu dewasa awal dan ibu dewasa madya yang tidak memiliki anak laki-laki dalam keluarganya. Subjek penelitian ini adalah ibu dewasa awal dan ibu dewasa madya yang memiliki anak minimal 1 perempuan dan tidak memiliki anak laki-laki dengan pertimbangan adanya perbedaan terkait keberadaan nilai anak perempuan. Subjek diambil dari gereja HKBP atau yang mengikuti arisan marga, sehingga budaya Batak masih mewarnai kehidupan sehari-hari subjek. Hasil penelitiannya adalah ibu dewasa awal memiliki nilai anak perempuan psikologi-sosial-ekonomis dan ibu dewasa madya memiliki nilai anak perempuan psikologis-sosial. Ibu dewasa awal menganggap anak perempuan sebagai anugerah dari Tuhan dan juga harus dapat membawa nama baik keluarga dengan menghormati hula-hula (keluarga yang memiliki marga sama dengan pihak perempuan, ibu, istri) nya kelak karena hula-hula dipercaya memberikan berkat bagi boru (perempuan). Selain itu anak perempuan juga harus sukses, hal tersebut menunjukkan kesuksesan ibu dalam mendidik anak, sehingga ibu nantinya memeroleh menantu yang dapat memberikan sinamot yang layak sebagai tanda “dibeli” anak perempuan dari keluarga. Pada ibu dewasa madya menganggap anak sebagai anugerah Tuhan namun juga harus membawa nama baik keluarga dengan menghormati hula-hulanya nanti serta dapat sukses dalam pendidikan maupun pekerjaan