Pengembangan Multimedia Pembelajaran Menggunakan Lectora pada Tema Sejarah Peradaban Indonesia untuk Meningkatkan Motivasi Belajardan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Kelas V Sekolah Dasar.

Penelitian ini bertujuan: (1) menghasilkan multimedia pembelajaran dan (2) mengetahui kelayakan dan (3) mengetahui kefeektifan multimedia pembelajaran yang dihasilkan untuk meningkatkan motivasi belajar dan kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas V Sekolah Dasar. Penelitian dan pengembangan ini dilaksanakan mengacu pada langkah yang dikembangkan oleh Borg & Gall. Desain pengembangan meliputi (1) penelitian dan pengumpulan informasi, (2) perencanaan, (3) pengembangan produk awal, (4) uji coba lapangan awal, (5) revisi produk utama, (6) uji coba lapangan, (7) revisi produk operasional, (8) uji coba lapangan operasional, dan (9) revisi produk akhir. Subyek uji coba lapangan awal adalah tiga peserta didik. Subyek uji coba lapangan adalah depalan peserta didik. Subyek uji coba lapangan operasional adalah 40 peserta didik. Pengumpulan data dilakukan menggunakan pedoman wawancara, skala respons siswa, skala respons guru, skala motivasi belajar, dan tes kemampuan berpikir kritis. Hasil penelitian adalah sebagai berikut: (1) multimedia dikembangkan dengan tema “Sejarah Peradaban Indonesia” (2) multimedia pembelajaran layak digunakan untuk meningkatkan motivasi dan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Kelayakan multimedia pembelajaran dapat dilihat dari hasil penilaian ahli materi dengan nilai 84 dikategorikan “sangat baik” dan ahli media dengan nilai 82 dikategorikan “baik”. Respons peserta didik dalam pembelajaran dikategorikan “sangat baik” (3) Multimedia pembelajaran efektif meningkatkan motivasi belajar dan kemampuan berpikir kritis peserta didik di kelas V Sekolah Dasar. Keefektifan tersebut dilihat dari kenaikan rata-rata skor motivasi belajar dan nilai kemampuan berpikir kritis sebelum dan sesudah menggunakan multimedia pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan skor motivasi sebesar 12,7 dan nilai kemampuan berpikir kritis sebesar 30,125. Keefektifan tersebut dapat dilihat dari skor rata-rata motivasi belajar dan kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas eksperimen lebih tinggi daripada skor rata-rata kelas kontrol