Kepemimpinan Guru dalam Proses Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak.

Penelitian ini bertujuan mengetahui perilaku kepemimpinan guru TK, tentang cara yang efektif dalam mempengaruhi, menggerakkan, mengembangkan siswa dalam pembelajaran sehingga mau mendengar apa yang dikatakan guru, mau menuruti apa yang disuruh guru, mau melakukan apa yang diperintahkan guru secara aktif, kreatif, mandiri hingga dapat mengekspresikan hasil belajarnya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan pendekatan kualitatif fenomenologi. Melalui pengumpulan data alami dengan memanfaatkan diri peneliti, penelitian ini berusaha mengungkapkan semua hal yang menjadi fokus penelitian secara menyeluruh dan sesuai dengan konteks, yakni pada seting guru TK membelajarkan siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelompok A, pada tiga TK, lima rombongan belajar (rombel), yaitu TK Indriyasana (satu rombel), TK Indriarini (dua rombel), dan TK Aisyiyah Bustanul Athfal (dua rombel). Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan observasi. Keabsahan data dalam penelitian ini diperoleh dengan uji kredibilitas melalui pengamatan berulang serta trianggulasi sumber dan teknik, dengan menggunakan pedoman pengamatan. Analisis data penelitian ini adalah analisis komponensial dengan teknik induktif yang mengikuti model analisis kualitatif dari Spradley dan model analisis yang dikembangkan Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, cara yang efektif dalam mempengaruhi, menggerakkan, mengembangkan siswa dalam pembelajaran sehingga mau mendengar apa yang dikatakan guru, mau menuruti apa yang disuruh guru, mau melakukan apa yang diperintahkan guru secara aktif, kreatif, mandiri hingga dapat mengekspresikan hasil belajarnya adalah:1. Mendaraskan yel-yel, yel tepukan dan mengajak siswa bernyanyi. Isi yel-yel, yel tepukan dan lagu sesuai nilai-nilai yang dikembangkan berdasar visi, misi dan tujuan lembaga TK. Yel-yel, yel tepukan dan lagu, merupakan wujud nilai kepemimpinan pembelajaran dan bersifat demokratik. 2. Dalam beberapa situasi, ada kecenderungan guru menggunakan cara yang lebih otokratik untuk mempengaruhi, menggerakkan, mengembangkan siswa dalam proses pembelajaran, seperti: secara verbal maka dilakukan dengan cara memanggil nama siswa dan secara nonverbal adalah meletakkan jari telunjuk tangan kanan di atas bibir tanda diam, menggelengkan kepala tanda tidak setuju, mengacungkan jempol tangan tanda penguatan, mengangguk setuju. Kadang juga menggunakan cara yang laissezfair, seperti: acuh tak acuh/membiarkan siswa berperilaku semaunya