PERFORMANS KETURUNAN AYAM ARAB DENGAN AYAM RAS PETELUR (AYAM ARRAS) BETINA DAN AYAM ARAB BETINA UMUR 12 MINGGU – DEWASA KELAMIN

Permintaan konsumen akan telur ayam kampung terus meningkat, hal itu terlihat dari pertumbuhan populasi dan permintaan ayam kampung yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Meningkatnya konsumen telur ayam kampung dewasa ini disikapi oleh peternak dengan memelihara ayam Arab, karena telur ayam Arab diasumsikan seperti telur ayam kampung, namun karena warna kerabang tidak sama dengan telur ayam kampung, konsumen kurang menyukai telur ayam Arab sebagai telur ayam Kampung. Ayam ras petelur cokelat mampu memproduksi telur 265 - 280 butir/ekor/tahun dan tidak mempunyai sifat mengeram. Kelemahan telur ayam ras adalah nilai jualnya yang rendah dengan warna kulit telur lebih cokelat dibandingkan dengan telur ayam kampung. Memperhatikan hal tersebut maka penulis terinspirasi menyilangkan ayam ras petelur dengan ayam Arab untuk menghasilkan jenis ayam baru, diharapkan tingkat produksi telur ayam hasil persilangan ini menyerupai ayam ras petelur dan penampilan telurnya menyerupai telur ayam kampung. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi performans keturunan ayam Arab dengan ayam ras petelur (ayam Arras) betina dan ayam Arab betina umur 12 minggu – dewasa kelamin. Hipotesis penelitian ini adalah performans keturunan ayam Arab dengan ayam ras petelur (Ayam Arras) betina diduga tidak berbeda dengan ayam Arab betina umur 12 minggu – dewasa kelamin. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret sampai bulan Mei 2016 di CZAL (Comersial Zone Animal Laboratory) Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Penelitian ini menggunakan 2 perlakuan dan 20 ulangan. Faktor jenis digunakan sebagai perlakuan, yaitu P0 = ayam Arras betina dan P1 = ayam Arab betina. Setiap ulangan menggunakan 1 ekor ayam, sehingga masing - masing jenis ayam dibutuhkan 20 ekor ayam yang ditempatkan secara acak pada kandang batteray individu. Variabel yang diamati adalah konsumsi ransum, umur dewasa kelamin dan berat telur pertama, berat dewasa kelamin, berat badan, pertambahan berat badan dan konversi ransum. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji t untuk melihat perbedaan performans antara kedua jenis ayam tersebut, kecuali data umur dewasa kelamin, berat telur pertama dan berat dewasa kelamin dibahas secara deskriptif. Hasil uji t menunjukkan bahwa ayam Arras berbeda tidak nyata pada konsumsi ransum kecuali umur 12-13 dan 12-14 minggu, pertambahan berat badan kecuali umur 1215, 12-16 dan 12-19 minggu, dan konversi ransum kecuali umur 12-15, 12-18 dan 12-19 minggu. Berat badan ayam Arras berbeda tidak nyata dengan ayam Arab. Kisaran umur dewasa kelamin ayam Arras 112-135 hari (± 122 hari) lebih cepat dibanding ayam Arab 126-138 hari (±138 hari). Kisaran berat telur ayam Arras (24-35 gram) lebih berat dibanding ayam Arab (26-28 gram). Berat dewasa kelamin ayam Arras (1156 gram) lebih berat dibanding ayam Arab (1076 gram). Secara kumulatif (umur 12-20 minggu) konsumsi ransum ayam Arras sebesar 3544,70 gram dan ayam Arab 3524,00 gram. Pertambahan berat badan ayam Arras 541,10 gram dan ayam Arab 498,85 gram. Konversi ransum ayam Arras 6,64 dan ayam Arab 7,17. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa umur dewasa kelamin ayam Arras lebih cepat dibanding ayam Arab. Berat telur pertama dan berat dewasa kelamin ayam Arras lebih berat dibanding ayam Arab. Secara kumulatif konsumsi ransum, pertambahan berat badan, dan konversi ransum ayam Arras tidak berbeda dengan ayam Arab