PRAKTIK POLA KADERISASI PADA DEWAN PENGURUS DAERAH (DPD) PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (PKS) KOTA BENGKULU

Penelitian ini berjudul “Praktik Pola Kaderisasi Pada Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Bengkulu” dilakukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana praktik kaderisasi yang dilakukan oleh DPD PKS Kota Bengkulu dalam rangka pengkaderan anggota partai. Latar belakang mengangkat penelitian ini adalah fokus dari program kerja PKS Provinsi Bengkulu adalah pembinaan kader. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif, metode ini bertujuan untuk membangun deskripsi secara sistematis dan aktual mengenai fakta-fakta, serta hubungan penomena yang terjadi dilapangan. Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara mendalam, Observasi dan dokumentasi. Informan penelitian berjumlah 6 orang yang terdiri dari pengurus partai dan kader-kader partai, penentuan informan ini berdasarkan kebutuhan penulis terhadap informasi - informasi penelitian. Penelitian ini memperoleh hasil penelitian sebagai berikut; kaderisasi yang dilakukan oleh PKS adalah kaderisasi berjenjang, yang di mulai dari anggota pendukung (terdaftar & aktif), anggota terbina (pemula dan muda), hingga anggota inti (madya, dewasa, ahli, dan purna). Sebelum melaksanakan kaderisasi, PKS melakukan rekrutmen anggota partai dengan menggunakan metode Jamaah Tarbiyah dengan dua strategi yang di anggap efektif yaitu, rekrutmen secara individual dan rekrutmen secara institusional, selanjutnya kaderisasi yang dilaksanakan dan menjadi tanggung jawab DPD PKS Kota Bengkulu hanya dimulai dari anggota pendukung (terdaftar & aktif), anggota terbina (pemula & muda), dan terakhir anggota inti (madya). Pada setiap jenjang kaderisasi dalam rangka pembinaan kader oleh DPD PKS Kota Bengkulu terdapat materi-materi tentang kajian ke Islaman di setiap jenjangnya, sarana yang dilakukan dalam proses kaderisasi berupa Training Orientasi Partai (TOP), Ta’lim Rutin Partai, halaqah, mabit, Mukhayam. Dan adapun kendala yang dihadapi oleh partai diantaranya, persoalan keaktifan kader partai dalam proses kaderisasi, persoalan sarana dan prasarana, dan stigma negatif tentang kader partai. Berdasarkan hasil penelitian ada beberpa saran yang di ajukan, pertama dalam proses pengkaderan hendaknya semua kader dapat terlibat aktif, kader partai juga harus lebih membuka diri dan mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa PKS adalah partai yang berasaskan Islam yang telah membuka diri tanpa memandang etnis, agama, ras dan sebagainya. Kedua, PKS harus mampu membuat trobosan baru dalam materi pengkaderan untuk menjaga anggota agar tetap aktif, kembali aktif, kreatif, dan mempunyai inovasi tinggi, misalnya dengan melibatkan anggota partai pada setiap kegiatan diberi tanggung jawab sesuai kemampuan dan diberi penghargaan. ketiga, perlu diadakan evaluasi yang intensif mengenai kendala-kendala dalam proses kaderisasi dan terakhir diharapkan sebagai partai yang berasaskan Islam kader-kader partai harus senantiasa menjadi contoh teladan bagi Umat Islam dan masyarakat Indonesia. Kata Kunci: Kaderisasi, Partai Politi