ANALISIS KEBERLANJUTAN BUDIDAYA LEBAH MADU (APIS CERANA) DENGAN MENERAPKAN POLA INTEGRASI KEBUN KOPI DI KABUPATEN KEPAHIANG

Budidaya lebah madu (Apis cerana) dengan menerapkan pola integrasi kebun kopi berpotensi baik bagi peternak di Indonesia khususnya di Kabupaten Kepahiang. Pengkajian keberlanjutan usaha budidaya lebah madu menjadi hal penting dalam mengetahui kualitas lingkungannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi status keberlanjutan dan mengidentifikasi atribut-atribut yang berpengaruh dengan budidaya lebah madu (Apis cerana) yang menerapkan pola integrasi kebun kopi di Kabupaten Kepahiang. Analisis keberlanjutan dilakukan melalui pendekatan lima dimensi keberlanjutan, yaitu dimensi ekologi, dimensi ekonomi, dimensi infrastruktur dan teknologi, dimensi sosial budaya serta dimensi hukum dan kelembagaan yang diukur dengan Multi Dimensional Scalling (MDS) yang disebut Rapid Appraisal for Bee (RAPBEE) hasil modifikasi dari RAPFISH yang hasilnya dinyatakan dalam bentuk indeks dan status keberlanjutan. Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa indeks keberlanjutan mencapai kategori baik dalam status keberlanjutannya dengan nilai indeks keberlanjutan 71,88 akumulasi dari dimensi ekologi berstatus sangat baik (81,3), dimensi ekonomi berstatus baik (74,5), dimensi infrastruktur dan teknologi (75,1), dimensi sosial budaya (63,4) serta dimensi hukum dan kelembagaan yang berstatus baik (65,1) dalam skala keberlanjutan 0-100. Terdapat 9 atribut yang berpengaruh dari 39 atribut terhadap indeks dan status keberlanjutan budidaya lebah madu yang diintegrasikan dengan kebun kopi, 4 atribut berada pada kondisi baik di lapangan sedangkan 5 atribut sensitif lainnya berada pada kondisi buruk sehingga perlu dilakukan intervensi dan perbaikan untuk meningkatkan indeks dan status keberlanjutan