POTENSI PERMUDAAN ALAMI CEMARA LAUT (Casuarina equisetifolia L.) PADA BERBAGAI TINGKAT KERAPATAN TEGAKAN DI KAWASAN PANTAI PANJANG KOTA BENGKULU

POTENSI PERMUDAAN ALAMI CEMARA LAUT (Casuarina equisetifolia L.) PADA BERBAGAI TINGKAT KERAPATAN TEGAKAN DI KAWASAN PANTAI PANJANG KOTA BENGKULU (Heni Depita, di bawah bimbingan Ir. Putranto B. A. N, M.Sc dan Dr. Ir. Hery Suhartoyo, M.Sc. 2016) Cemara laut merupakan salah satu tanaman penyusun hutan pantai. Kelestarian cemara laut di hutan pantai sangat penting untuk dijaga. Kelestarian hutan akan ditentukan oleh proses regenerasi tegakan pohon sebagai penyusun utama hutan. Regenerasi dapat terjadi tergantung dari kondisi tegakan salah satunya adalah tingkat kerapatan tegakan, karena kondisi hutan pantai di Pantai Panjang khususnya cemara laut banyak yang mengalami kerusakan maka kerapatan tegakannya menjadi cukup beragam. Hal ini tentunya akan mempengaruhi permudaan alami cemara laut. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui potensi permudaan alami cemara laut dan faktor - faktor yang mempengaruhi permudaan alami cemara laut pada berbagai tingkat kerapatan tegakan di kawasan Pantai Panjang kota Bengkulu. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dengam memilih tegakan yang memiliki kerapatan yang relatif beragam. Kemudian membuat plot ukuran 20 m x 20 m sebanyak 9 plot, 3 plot untuk tiap tingkat kerapatan tegakan (rapat, sedang, dan jarang). Penelitian dilaksanakan di kawasan Pantai Panjang kota Bengkulu, mulai bulan Juli sampai dengan Agustus 2016. Hasil penelitian menunjukkan potensi permudaan alami pada berbagai tingkat kerapatan tegakan cemara laut ditemukan sangat sedikit (< 1 individu/m² dan tidak merata di setiap fase pertumbuhan). Potensi tertinggi ditemukan pada tingkat kerapatn B (15 - 19 individu/plot) yaitu dengan kerapatan tingkat semai 0.22 individu/m², tingkat pancang 0.06 individu/m² dan tingkat tiang 0.02 individu/m². Faktor - faktor yang mempengaruhi permudaan alami cemara laut pada berbagai tingkat kerapatan tegakan yaitu diameter pohon induk, ketebalan seresah, dan individu vegetasi lain, tetapi diameter pohon induk dan ketebalan seresah hanya berpengaruh pada permudaan yang berasal dari trubusan akar. Semakin tipis ketebalan seresah maka semakin baik kemampuan akar menghasilkan trubusan