ANALISIS FINANSIAL PADA SISTEM AGROFORESTRY DI KELURAHAN KEBAN AGUNG, KECAMATAN BERMANI ILIR, KABUPATEN KEPAHIANG

ANALISIS FINANSIAL PADA SISTEM AGROFORESTRY DI KELURAHAN KEBAN AGUNG, KECAMATAN BERMANI ILIR, KABUPATEN KEPAHIANG (Bizambi, di bawah bimbingan Ir. Edi Suharto, M.P. dan Siswahyono, S.Hut., M.P. 2017) Agroforestri adalah sistem penggunaan lahan yang mengkombinasikan pepohonan dengan tanaman pertanian untuk meningkatkan produktivitas lahan dan peningkatan pendapatan secara ekonomis. Pada sistem ini masyarakat lebih di untungkan dengan adanya dua jenis tanaman pada sebidang lahan yang sama yang dapat di panen dalam waktu yang berbeda, sehingga masyarakat tidak bergantung pada tanaman berkayu atau tanaman pertanian saja. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui sistem dan pola agroforestry serta mengetahui kelayakan finansial dari sistem agroforestry yang diterapkan oleh masyarakat di Kelurahan Keban Agung, Kecamatan Bermani Ilir, Kabupaten Kepahiang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September - November 2016. Pada penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah data primer dana data sekunder, dimana data yang diambil dari sumber utama seperti wawancara dan observasi. Komponen tanaman yang menjadi aspek utama pada penelitian ini adalah sistem agroforestry berbasis kopi, lada dan sengon. Selanjutnya yaitu indikator analisis finansial yang digunakan adalah Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) atau Rasio Keuntungan Biaya, Internal Rate of Return (IRR) dan Payback Period. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, berdasarkan sistem agroforestry yang diterapkan 87,5% responden menerapkan sistem agrisilvukultur yaitu kombinasi tanaman pertanian dan kehutanan, dapat dilihat pada tanaman cabe, kopi, gamal, merambung dan sengon. Sedangkan 12,5% responden menerapkan sistem agrosilvopastura yaitu kombinasi tanaman kehutanan, pertanian dan peternakan dapat dilihat pada kayu gamal, lamtoro, hewan ternak (kambing) hidup dalam satu lahan yang sama. Pola temporal yang di terapkan adalah coincident dan operlapping. Pola spasial yang diterapkan adalah bentuk tanaman lorong (Allay cropping), pola acak (random mixture) dan Cluster. Jenis tanaman pengisi meliputi cabe, pinang, pisang, gamal, lamtora dan durian. Hasil observasi yang diperoleh peneliti pada tingkat suku bunga 14% menunjukkan bahwa ke tiga bentuk struktur agroforestry yang diterapkan memberikan hasil BCR lebih dari 1, hal ini menandakan bahwa struktur agroforestry tersebut layak di usahakan (memberikan keuntungan). Hasil analisis finasial pada nilai NPV, BCR dan IRR pada komponen agroforestry diketahui rata rata nilai yang didapat pada komposisi tanaman agroforestry berbasis kopi, nilai NPV sebesar Rp 6,501.553., BCR 1,33 dan IRR 17,40%. Pada komposisi tanaman agroforestry berbasisis kopi dan lada, nilai NPV sebesar Rp 18.246.459., BCR 1,56 dan IRR 22,83% dan untuk komposisi tanaman agroforestry berbasisi kopi dan sengon, nilai NPV sebesar Rp 1.667.894., BCR 1,04 dan IRR 15,02%. Angka ini menunjukkan bahwa ketiga jenis komponen agroforestry yang diterapkan layak untuk diusahakan karena nilai BCR >1. Kebun agroforestry berbasis kopi dan lada memiliki keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan kebun agroforestry berbasis kopi dan sengon. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan sebagai informasi dan pengetahuan mengenai pola agroforestry dalam hubungannya dengan pemberdayaan dan pendapatan masyarakat di Kelurahan Keban Agung, Kecamatan Bermani Ilir, Kabupaten Kepahiang, serta diharapkan menjadi acuan dalam pengelolaan sistem agroforestry kedepannya