HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK TERHADAP DURASI TIMBULNYA GEJALA PADA PENDERITA RINITIS ALERGI DI POLIKLINIK THT RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU

Lintang Vidyaningrum. H1A012031. 2016. Hubungan Perilaku Merokok terhadap Durasi Timbulnya Gejala pada Penderita Rinitis Alergi di Poliklinik THT RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu. Latar Belakang: Rinitis alergi dapat mempengaruhi kualitas hidup penderita akibat beratnya gejala dan dapat menyebabkan komplikasi. Asap rokok merupakan salah satu pemicu yang telah dikaitkan dengan tingginya prevalensi rinitis alergi. Pajanan asap rokok dapat meningkatkan kejadian dan kekambuhan rinitis alergi. Metode: Desain penelitian ini adalah observasional dengan pendekatan cross sectional. Tujuh puluh delapan sampel diambil dengan metode simple random sampling pada pasien rintis alergi yang menjalani rawat jalan di Poliklinik THT RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu pada tahun 2015. Subjek penelitian adalah penderita rinitis alergi yang berdomisili di Kota Bengkulu dan mampu berkomunikasi, menulis, dan membaca dengan baik. Diagnosis rinitis alergi ditegakkan dengan menggunakan kuesioner Score for Allergic Rhinitis (SFAR). Data penelitian diambil dengan menggunakan kuesioner hubungan perilaku merokok terhadap durasi gejala rinitis alergi yang telah diuji validitas dan reabilitasnya. Analisis hubungan antara perilaku merokok terhadap durasi gejala rinitis alergi menggunakan uji Chi-square. Hasil Penelitian: Subjek penelitian berusia 8 sampai 63 tahun. Sebanyak 41% mengalami rinitis alergi persisten dan sebanyak 37,2% diantaranya adalah perokok. Hubungan perilaku merokok terhadap durasi gejala rinitis bermakna (p=0,004, RP=2,175, IK95%=1,820–3,995) begitu pula dengan hubungan intensitas merokok terhadap durasi gejala rinitis alergi bermakna ( p=0,027, RP=2,112, IK95%=1,772-2,452). Kesimpulan: Terdapat hubungan antara perilaku merokok terhadap durasi timbulnya gejala pada penderita rinitis alergi. Kata kunci: rinitis alergi, perilaku merokok, intensitas merokok, rinitis alergi persisten, SFAR