MANAJEMEN PEMASARAN JASA PENDIDIKAN BERBASIS BUDAYA RELIGIUS GUNA PENINGKATAN KEPUASAN PELANGGAN PENDIDIKAN DI SDIT LUQMAN AL HAKIM INTERNASIONAL YOGYAKARTA

Persaingan dalam dunia pendidikan tidak dapat dihindari lagi, sehingga banyak lembaga pendidikan yang tidak memiliki kemampuan administrator dalam memahami perilaku konsumen mengalami merger (penggabungan) dari beberapa lembaga pendidikan. Menurut Kotler dan Amstrong, budaya dapat mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli produk yang ditawarkan. Sehingga Indonesia sebagai negara berpenduduk mayoritas muslim menjadikan faktor budaya religius sebagai faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam mengambil keputusan atas pembelian jasa pendidikan. Budaya Religius adalah terwujudnya nilai-nilai religius (keberagamaan) dalam tataran nilai dan perilaku kehidupan manusia yang tertanam pada diri individu yang mencakup dimensi tauhid, dimensi syari’ah dan dimensi akhlak, sehingga kontinyu dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Aplikasinya dalam lembaga pendidikan Islam adalah terwujudnya nilai-nilai ajaran Islam sebagai tradisi berperilaku dan budaya sekolah yang diikuti oleh seluruh warga sekolah. Berdasarkan kajiannya, penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field research) yang bersifat kualitatif. Penentuan subjek penelitian menggunakan teknik purposive sampling dan snowball. Proses pengumpulan data peneliti menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sedangkan teknik penganalisisan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis data deskriptif-kualitatif dengan pendekatan induktif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Pertama, SDIT LHI melakukan manajemen pemasaran berbasis budaya religius untuk memenuhi kebutuhan pelanggan pendidikan akan pendidikan yang membentuk generasi Islam yang memiliki karakter kuat, menguasai prinsip, dasar keilmuan, berkontribusi untuk kebaikan dunia, dan generasi Islam yang bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia. Ada 7 unsur yang digunakan dalam manajemen pemasaran, yaitu: 1) Produk (product), 2) Tarif (Price); 3) Lokasi (place); 4) Promosi (Promotion); 5) SDM (People); 6) Bukti Fisik (Physical Evidence); 7) Proses (Process). Kedua, implementasi budaya religius dilakukan sekolah melalui dimensi tauhid, dimensi syari’ah, dan dimensi akhlak yang terdapat dalam kurikulum, visi, misi, tujuan sekolah, program sekolah, dan proses pembelajaran. Ketiga, peningkatan kepuasan pelanggan pendidikan di SDIT LHI dapat diketahui melalui beberapa aspek, yaitu: 1) Peningkatan jumlah peserta didik yang mendaftar pada tahun ajaran 2016/2017 dapat memenuhi kuota 3 kelas dibandingkan tahun-tahun ajaran sebelumnya hanya 2 kelas; 2) Pelanggan mengajak calon pelanggan lain untuk membeli produk jasa yang sama; 3) Sebagian pelanggan melakukan pembelian ulang jasa pendidikan di SDIT LHI, yaitu dengan menyekolahkan anaknya yang lain ke sekolah tersebut karena merasa pelayanan yang diberikan sekolah semakin membaik. 4) Pelanggan merasakan adanya peningkatan pelayanan yang diberikan sekolah sesuai dengan biaya, tenaga, dan waktu yang diberikan pelanggan. Keempat, faktor yang mendukung pemasaran jasa pendidikan di SDIT LHI yaitu: a. Penerapan kurikulum PHI; b. SDM yang kompeten; c. Sarana pendidikan yang lengkap; d. Kegiatan promosi yang menggunakan banyak strategi; e. Lokasi sekolah yang mudah diakses; f. Prestasi yang cukup banyak di bidang umum dan keagamaan. Sedangkan faktor penghambatnya yaitu: a. Input peserta didik yang kurang karena SPP yang lumayan mahal; b. Tenaga pendidik tidak tetap; c. Persaingan dengan lembaga pendidikan lain; d. Manajemen pemasaran yang kekurangan personil; e. Perbedaan pemahaman terhadap tujuan sekolah antara pengelola sekolah dan orangtua. Kata kunci: Manajemen pemasaran jasa pendidikan, budaya religius, kepuasan pelanggan pendidika