Bisma Pralaya

Di Tegal Kuru Ksetra Resi Bhisma gugur dalam peperangan, yang amat dasyat dimana kedua belah pihak yang berperang di tempat yang disepakati sebagai tempat yaitu: kurusetra, tempat peristiwa Bratayudha, perang antar saudara , keturunan Kuru, yakni Pandawa dan Kurawa. Bisma, gugur ditangan seorang perempuan yang merupakan penjelmaan dari Dewi Amba, (Sumpah seorang putri yang mati di tangan orang yang dicintai, tapi karena Bisma seorang wadat, dia bersumpah untuk tidak kawin seumur hidup, sedangkan Dewi Amba merupakan putri yang diperoleh karena sayembara). Bisma pada saat dipanah oleh srikandi, memang tidak langsung meninggal, karena Bisma memperoleh kesaktiandari Dewa, ia bisa menentukan kapan saat kematiannya.Bisma ingin melihat perang Bratayudha itu sampai selesai didalam kemenangan Pandawa. Sebenarnya dalam garapan ini penggarap tak ingin menceritakan tentang kematian Bisma, tapi penggarap hanya ingin mengangkat dan berbagi tentang cinta seorang perempuan yang sanggup membunuh orang yang dicintainya. Mengerikan sepertinya, tapi entahlah, bagi penggarap cinta memang bisa membunuh siapapun, apakah dirinya sendiri, orang yang menghalangi cintanya, atau orang yang dicintainya. Karena mencintai berarti memberikan kebahagian buat orang yang dicintai Dalam Sabdanya Resi Bisma “Aku tak mau mati dulu, sebelum melihat orang yang kucintai mati. Aku tak mau mati sebelum melihat kebahagiaan orang yang kucintai. Aku mati, menunggu kemenangan Pandawa, Aku Mati, di tangan orang yang mencintaiku, Aku Mati, karena sumpahku. Bisma Pralaya, bukan karena tak mencintai Dewi Amba, tapi karena keadaan, karena sumpahnya, karena dia menghormati ibunya