HUBUNGAN PENGETAHUAN HIV AIDS DENGAN PRAKTIK BERISIKO HIV AIDS SOPIR TRUK DI PANGKALAN TRUK KAWASAN PELABUHAN TANJUNG MAS SEMARANG UTARA

Menurut panduan WHO, jika ditemukaan 1 kasus HIV positif berarti ada 100 kasus HIV positif yang belum terdeteksi di masyarakat. Laporan Dinas Kesehatan Kota Semarang dari tahun 2007-2009, ditemukan 2 kasus AIDS pada sopir truk. Peningkatan pengetahuan HIV AIDS melalui penyuluhan yang pernah diberikan oleh LSM, diharapkan akan mampu mempengaruhi sopir truk untuk menghindari praktik berisiko HIV AIDS. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan pengetahuan HIV AIDS dengan praktik berisiko HIV AIDS sopir truk. Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research dengan desain cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah sopir truk dengan jumlah total 9000. kemudian sampel diambil sebanyak 95 sopir truk. pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode accidental sampling. Analisis yang dilakukan yaitu analisis univariat dan analisis bivariat (bivariat deskriptif dengan menggunakan cross tabulation dan bivariat analitik dengan menggunakan uji chi square). Dari hasil analisis diperoleh responden yang memiliki pengetahuan HIV AIDS baik (63,2%), responden yang melakukan praktik berisiko terhadap HIV AIDS (70,5%), dan responden yang melakukan praktik berisiko HIV AIDS leebih banyak pada pengetahuan HIV AIDS baik (73,3%) dibandingkan responden yang berpengetahuan HIV AIDS tidak baik (65,7%). Analisis uji statistik chi square pengetahuan HIV AIDS dengan praktik berisiko HIV AIDS pada taraf signifikansi 95% diperoleh p-value 0,581 dan x2= 0,305, disimpulakan bahwa tidak ada hubungan pengetahuan HIV AIDS dengan praktik berisiko HIV AIDS. Dari hasil penelitian ini menunjukkan tindakan seseorang tidak selalu konsisten dengan pengetahuannya. Oleh karena itu dibutuhkan kerjasama antara LSM, PO dan Dinas Perhubungan dalam mengelola penyuluhan, penyiapan tes darah daan penjangkauan di lapangan. Kata Kunci: Praktik Berisiko HIV AIDS Sopir Tru