PERBEDAAN JUMLAH KEMATIAN LARVA Aedes Spp BERDASARKAN PEMBERIAN ABATE DENGAN METODE BUNGKUS DAN TABUR DARI WILAYAH PUSKESMAS MEMPAWAH KABUPATEN PONTIANAK

DBD merupakan masalah kesehatan di wilayah Puskesmas Mempawah, sehingga dilakukan upaya pemberantasan dengan menaburkan abate ke dalam tempat penampungan air. Namun upaya tersebut masih menghadapi kendala penolakan sebagian masyarakat karena mengotori tempat penampungan air. Pemberantasan larva Aedes Spp menggunakan kain kasa untuk membungkus abate supaya tidak mengotori tempat penampungan air. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui perbedaan jumlah kematian larva Aedes Spp berdasarkan pemberian abate dengan metode bungkus tabur dari wilayah Puskesmas Mempawah Kabupaten Pontianak. Penelitian ini merupakan eksperimen dengan rancangan postest dengan kelompok kontrol (Postest Only Control Group Design), dilakukan randomisasi untuk penetuan kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol. Perlakuan adalah pemberian abate dengan metode bungkus dan tabur sedangkan kontrol adalah tanpa pemberian abate. Analisis data menggunakan analisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kematian larva Aedes Spp dengan perlakuan tabur dimulai sejak menit ke-30 sebanyak 4%, sedangkan perlakuan bungkus pada menit ke-45 dengan 8% kematian. Waktu kematian seluruh larva pada metode tabur lebih cepat dibandingkan metode bungkus. Metode tabur membutuhkan waktu 8 jam, untuk kematian 100% larva sedangkan metode bungkus 12 jam. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan tidak ada perbedaan jumlah kematian larva Aedes Spp berdasarkan pemberian abate dengan metode bungkus dan tabur. Kata Kunci: Pemberian Abate, Larva Aedes Sp