PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI KELUARGA TERHADAP PARTISIPASI PROGRAM TRANSMIGRASI ( STUDI KASUS DI WILAYAH PANTAI JAWA TENGAH )

Transmigrasi bukan lagi merupakan program pemindahan penduduk, tetapi lebih menitik beratkan pada usaha pembukaan daerah pemukiman baru. Selama ini transmigrasi ditujukan bagi masyarakat golongan sosial ekonomi bawah. Studi ini bertujuan untuk mengetahui apakah kondisi sosial ekonomi keluarga mempengaruhi tingkat partisipasi pada program transmigrasi, Wilayah penelitian meliputi dua daerah tingkat II yang mempunyai karakteristik wilayah pantai, yaitu kabupaten Demak dan kodia Pekalongan. Dad setiap dati II dipilih satu kecamatan (pantai) yang mempunyai jumlah penduduk miskin paling banyak. Selanjutnya dipilih satu desa/ kelurahan yang jumlah penduduk miskinnya terbanyak, dan setiap wilayah diambil 30 responden. Masyarakat pantai yang sebagian besar (71,7%) mempunyai pekerjaan pokok sebagai nelayan, dan kebanyakan tidak mempunyai ketrampilan. Rendahnya tingkat ketrampilan disebabkan sebagian besar (51,7%) berpendidikan tidak lulus Sekolah Dasar dan 38,3 persen hanya lulus setingkat Sekolah Dasar. Hasil analisis (dengan SPSS/PC+) diperoleh gambaran bahwa latar belakang kondisi sosial ekonomi keluarga tidak mempengaruhi tingkat partisipasi terhadap program transmigrasi. Masyarakat akan mengadakan perpindahan ke luar daerah (migrasi) sebagian besar bermotivasikan untuk memperbaiki kondisi sosial ekonomi yang kurang berkembang apabila tetap berada di desanya. Tetapi dengan perkembangan yang sangat pesat di bidang sarana dan prasarana transportasi, serta ditunjang mudahnya sarana transportasi ke berbagai kota dan angkutan antar pulau di Indonesia, menyebabkan para migran enggan untuk menetap di tempat baru. Para migran yang sebagian besar kepala keluarga meninggalkan desa asalnya untuk sementara waktu, dan setiap saat kembali ke desanya. Hal ini dikarenakan rumah tangga para migran tetap di desa. Kondisi seperti ini menyebabkan tingkat partisipasi masyarakat pada program transmigrasi cenderung rendah dan berubah setiap saat. Transmigration is not such a population movement program anymore, because transmigration more emphazise in an effort to open a new area. As long as now transmigration is only for the low social and economy society. This research purpose to know how social and economy condition influence the participation of the society to the transmigration program. This research overlaps two districts which have a coast area caracteristic. They are Demak Regency and Pekalongan Municipality, and a subdistrict coast that have majority of population who live in poverty is choosed from each district. Than choosed a village that have majority in the poor society. And 30 respondent are taken from each of them. The coast society have a primary job as a fisherman (71,7%) and most of them are unskill because they did not graduate from elementary school (51,7%) and only 38,3 % who graduated from elementary school. The analisys result (by SPSS/ PC+) shows that the social and economy family condition background do not influence the society's participation to the transmigration program. The society will migrate to another place with a motivation to make their social and economy condition better, because if they still live in their village, it will not increase. But by the means and infrastructur of transportation that grow rapidly and also supported by those transportation facility which can take them to another city or another island in Indonesia easy, make the migran do not want to stay longer in the new place. Most of them are the head of household who left their family in the village, so they just live there only in temporary times and every time they go back to the village again. Such condition like this, make the participation of the society to the transmigration program inclined low and changes every time