BENTUK DAN TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBANGUNAN PRASARANA PERKOTAAN (Studi Kasus Pembangunan Pengolah Limbah Cair di Kel. Mergosono Kota Malang)

Kota Malang yang kondisi fisiknya dilewati aliran sungai dan lonjakan pertumbuhan populasi, ternyata memiliki permasalahan yang spesifik. Implikasi dari hal tersebut adalah semakin tingginya permintaan akan lahan untuk tempat bermukim, padahal luas lahan yang tersedia relatif stagnan dan tidak bertambah. Hal ini mengakibatkan bantaran sungai yang lokasinya dekat dengan pusat kota menjadi suatu alternatif tempat bermukim bagi masyarakat marjinal yang sangat padat dan kumuh. Dampak lain adalah kerusakan lingkungan akibat pembuangan limbah cair maupun padat secara langsung ke sungai. Untuk mengatasai hal ini, maka pemerintak Kota Malang memprogamkan pembangunan prasarana lingkungan. Salah satu wujud pembangunan tersebut adalah pembangunan pengolah limbah cair manusia di Kelurahan Mergosono yang merupakan pengembangan dari proyek serupa yang ada di Kelurahan Tlogomas. Keberhasilan produk pembangnan pada pasca konstruksi inilan yang diduga melibatkan masyarakat pada tahap-tahap sebelumnya. Kerangka dasar teoritis di sini diperlukan untuk memperoleh jawaban atas tujuan dan sasaran studi. Tujuan studi ini adalah untuk mengetahui partisipasi masyarakat di Kelurahan Mergosono dalam Pembangunan Pengolah Limbah Cair Manusia pada tahap pra konstruksi, konstruksi dan pasca konstruksi, serta faktor yang mempengaruhinya. Sasaran dari studi ini adalah mengidentifikasi karakteristik dan kondisi sosial ekonomi masyarakat, bentuk dan tingkat partisipasi masyarakat, hubungan antar kondisi sosial ekonomi, dan hubungan kondisi sosial ekonomi dengan bentuk dan tingkat partisipasi masyarakat. Metode yang digunakan dalam studi ini adalah penelitian deskriptif survai dan penelitian deskriptif komparatif serta analisis kuantitatif (transformasi, cross-tab, uji chi square dan tabel kontingensi) yang dibantu oleh deskriptif kualitatif. Data yang diperoleh dari responden berdasarkan kuesioner tersebut kemudian dianalisis, maka akan didapatkan temuan unggulan yang sesuai dengan riset kuesioner. Temuan unggulan tersebut kemudian didiskusikan (dibahas) dengan landasan teori yang dipergunakan, sehingga dapat dihasilkan suatu kesimpulan, baik kesimpulan empiris yang didapat dari hasil analisis, maupun kesimpulan maknawi yang diperoleh dari rangkuman kesimpulan empiris dengan teori yang dipergunakan. Hasil kesimpulan tersebut selanjutnya direkomendasikan kepada pemerintah kota untuk pelaksanaan program-program pembangunan selanjutnya, dan sebagai masukan bagi perkembangan studi, serta referensi bagi fihak-fihak yang membutuhkan