PELATIHAN REVITALISASI PERMAINAN BAHASA SEBAGAI INOVASI MODEL PENGEMBANGAN BAHASA ANAK TK/RA BAGI GURU TK/RA DI KABUPATEN SLEMAN

Bekal utama dan pertama manusia dalam kehidupan komunikasinya adalah bahasa. Penguasaan bahasa secara baik di masa usia dini akan membekali anak untuk dapat terampil. Potensi yang dimiliki anak perlu dikembangkan secara baik melalui stimulus yang aktif dari berbagai pihak. Keterlibatan dan peran orang di sekitar anak dapat membantu anak menguasai bahasa secara lebih maksimal. Dalam hal ini, guru, terutama guru Taman Kanak-kanak (TK) sebagai orang terdekat anak di lingkungan sekolah haruslah peka terhadap perkembangan bahasa setiap anak didiknya. Dari beberapa kegiatan dan pertemuan yang melibatkan guru TK berbagai cerita dan ‘keluhan’ permasalahan pembelajaran bahasa di TK selalu muncul dan masih belum terpecahkan secara sempurna. Berdasarkan hasil kegiatan Pelatihan Deteksi-Solusi Permasalahan Bahasa AUD melalui Action Research Guru-guru TK Sekabupaten Sleman yang terselenggara pada bulan Juni – September 2006 teridentifikasi berbagai masalah bahasa yang terdapat di TK terkait dengan masalah pengembangan bahasa anak TK. Dalam berbagai kesempatan akademik, para guru menyatakan bahwa telah melakukan upaya untuk mengatasi permasalahan yang ada. Namun demikian, permasalahan kebahasaan pada anak TK masih terus terjadi. Hal tersebut disinyalir karena para guru belum memiliki cukup kecakapan keterampilan memvariasikan model pengembangan bahasa. Berangkat dari hal itu maka guru TK perlu dibekali dengan berbagai pencerahan dalam pengupayaan revitalisasi fungsi bermain bahasa sebagai suatu inovasi dalam model pengembangan bahasa anak. Berdasarkan analisis situasi itulah, “Pelatihan Inovai Model Pengembangan Bahasa Anak TK/RA melalui Kreativitas Permainan Bahasa bagi Guru TK/RA di Kab. Sleman” ini diajukan. Kegiatan pelatihan ini memiliki beberapa tujuan, yaitu agar peserta mampu (1) mengidentifikasi kejenuhan dan kebutuhan anak didik mereka dalam hal pengembangan bahasa di TKnya, (2) menciptakan inovasi dalam model pengembangan bahasa untuk anak didiknya, (3) menyusun, merencanakan, dan membuat permainan bahasa yang kreatif, (4) menerapkan permainan bahasa yang kreatif dalam pengembangan bahasa anak, dan (5) menyajikan hasil temuan kreatifnya secara lisan dan tulis. Pelatihan ini diharapkan bermanfaat banyak bagi peserta, yaitu guru-guru TK se-Kabupaten Sleman yang berjumlah 26 orang guru. Perekrutan peserta dilakukan oleh IGTKI Kab. Sleman yang sekaligus bertindak sebagai koordinator dan fasilitator. Kegiatan ini berlangsung kurang lebih 6 (enam) bulan. Persiapan dimulai bulan Mei sampai pertengahan Juni, konfirmasi pemateri dan materi sajian bulan Juli, pembukaan pelatihan awal Agustus, dan pelatihan bulan Agustus- September. Pelatihan ini menghadirkan 6 (enam) orang pembicara dari UNY yang ahli dalam bidang terkait, seperti perkembangan AUD, perkembangan bahasa anak, media pengembangan bahasa, penulisan ilmiah, dan retorika dalam berbicara. Selain pemberian materi secara teoretis, pelatihan ini juga dilanjutkan dengan praktik-praktik yang didahului dengan pemberian tugas terstruktur pada peserta, meliputi tugas menganalisis berbagai karakteristik kejenuhan anak TK (siswanya), mengidentifikasi berbagai model pengembangan bahasa yang pernah dilakukan, dan merancang KTI yang berisi temuan model pengembangan bahasa yang inovatif untuk anak TK dengan berbagai permainan bahasa. Praktik yang harus dilakukan oleh peserta meliputi praktik pengamatan proses pengembangan bahasa di sekolahnya, perancangan model permainan bahasa dalam pengembangan bahasa, pengolahan teori yang terkait, dan pembuatan karya tulis terkait ide inovatif. Setelah KTI selesai, peserta diwajibkan menyajikannya di depan forum pelatihan dan menerapkannya langsung di lapangan (sekolahnya). Tutorial secara informal juga dilakukan dan dimanfaatkan oleh peserta, baik secara tatap muka maupun melalui telepon dan sms. Monitoring dilakukan bulan Oktober pada 5 TK terpilih sebagai penyaji (lisan dan tulis) terbaik. Evaluasi kegiatan dilakukan dengan evaluasi produk dan evaluasi kebermaknaan. Secara produk, hasil tulisan peserta sudah cukup bagus. Beberapa bentuk model pengembangan sudah inovatif dan tergolong baru. Penyajian melalui presentasi yang peserta lakukan juga bagus. Meskipun di awal peserta kurang percaya diri. Untuk tugas analisis kejenuhan dan identifikasi, semua peserta mengumpulkan dan hasilnya baik. Artinya, 100% peserta mampu melakukan tugas ini. Dalam perancangan, 6 orang peserta tidak mengumpulkan tugas. Berarti, pencapaian keberhasilannya 76%. Sementara, yang menulis karya tulis ilmiah dan menyajikannya ada 24 orang. Hal ini berarti 92% peserta dapat menyusun ide dalam KTI dan mempresentasikannya dengan baik. Dicermati dari proses pelatihan, peserta tampak melakukan pelatihan dengan senang, semangat, dan antusias. Hal ini terbukti dengan jumlah peserta yang hadir meski tidak dituntut. Demikian juga, tugas terkumpul dengan lancar. Dari kebermanfaatannya, para peserta menyatakan kegiatan ini memberi banyak manfaat dan hal positif bagi mereka. Melalui kegiatan ini, mereka merasa bertambah ilmu, pengalaman, dan dapat berbagi banyak hal dengan rekan dari wilayah yang berbeda. Berdasar hasil pelatihan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pelatihan berjalan dengan baik dan lancar, responsi peserta akan kegiatan serupa sangat baik, peserta memandang kegiatan ini menarik dan sangat bermanfaat dan berharap akan adanya kegiatan serupa di tahun-tahun mendatang, dan dukungan pihak terkait menjadi faktor positif yang menjadikan kegiatan berhasil dengan baik. Dengan demikian, sangat diperlukan adanya hubungan lebih lanjut dan berkesinambungan dalam kegiatan semacam ini demi memberikan dukungan ke pada guru-guru TK untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajaran secara umum